Minggu, 20 Januari 2013

makalah perilaku sosial kelompok punk


                                               Mata Kuliah  :  Ilmu Sosial Dasar Dasar
                                                 Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah

Perilaku Sosial Kelompok Punk

 


Kelas  :  1-KA39

Tanggal Penyerahan Makalah : 19 Oktober 2012
Tanggal Upload Makalah  :  20 Oktober 2012



 

                                                          P E R N Y A T A A N


Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.



                                      P e n y u s u n



N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
17112051
Siti Fathiyah Wardati







                   Program Sarjana Sistem Informasi


                      UNIVERSITAS GUNADARMA





Kata Pengantar

            Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT saya bisa menulis makalah tentang perilaku sosial kelompok punk. Tingkah laku sekelompok anak punk memang sudah sangat meresahkan masyarakat dan mereka seperti tidak bermanfaat bagi hidupnya dan akhirnya mereka mencari kebebasan dan tidak mau di kekang dan banyak dari mereka berusia produktif yang seharusnya mengejar cita-cita yang mereka inginkan.
            Kelompok punk juga merupakan bagian anak bangsa yang juga harus diperhatikan oleh negara. Tapi negara tidak pernah memperhatikan mereka dan menganggap mereka kaum marginal yang terpinggirkan dan banyak dari mereka sudah putus sekolah. Dan saya ingin tahu kenapa mereka hidup seperti itu yang tidak sama dengan kebanyakan orang pada umumnya.







Bekasi, oktober 2012


Siti Fathiyah Wardati













1



Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………1

              Daftar Isi………………………………………………………………………….2

              BAB I Pendahuluan……………………………………………………………...3

1.      Latar Belakang....................………………………………………………....3

2.      Tujuan…………...……………………………………………………………4

3.      Sasaran…………....…………………………………………………………..5           

BAB II Permasalahan……….…………………………………………………6

1.      Kekuatan …...………………………………………………………………..6

2.      Kelemahan………………………………………….………………………..7

3.      Peluang/Hambatan…………………………………………………………...8

4.      Tantangan……………………………………………………………………9

BAB III Kesimpulan Dan Rekomendasi…...…………………………………….10

1.      Kesimpulan…………………………………………………………………..10

2.      Rekomendasi………………………………………………………………...10

Referensi………………………………………………………………………...10                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       













2
         BAB I
Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Kita sering melihat segerombolan remaja berpakaian unik jika tidak di sebut aneh. Mereka tegak di persimpangan, membawa gitar kecil sambil bernyanyi. Mereka mengaku sebagai anak mengaku punk mengikuti aliran bebas berekspresi tanpa harus menganggu orang lain. Bahkan yang menjadi mengherankan lagi, ada anak-anak usia bermain yang sudah ikut di dalamnya.
Masa remaja di katakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu, seorang meninggalkan tahap kehidupan masa kanak-kanak untuk menuju tahap berikutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Generasi muda sangat di perlukan pembelajaran dari kehidupan.
Di kota-kota besar seperti Indonesia, sekarang ini bermunculan sekelompok generasi muda yang mempunyai gaya hidup yang sangat menyimpang dari norma-norma masyarakat setempat, sekelompok generasi muda itu di sebut dengan anak punk. Gaya hidup punk ialah  relatif tidak seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan yang lainnya gaya hidup berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
Gaya hidup anarkis yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan. Adapun yang mengatakan bahwa sekelompok anak muda bergaya hidup anak punk dikarenakan adanya suatu gejala perasaan yang tidak puas, sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup punk. Namun pada kenyataannya gaya hidup punk ternyata membuat masyarakat menjadi resah dan sebagian lagi menganggap mereka mengarah gaya hidup ke barat-baratan. Sehingga anak punk sekarang memang menjadi kelompok generasi muda yang modernisasi.




3
2.      Tujuan
Tujuan saya menulis untuk menambah wawasan menghadapi masalah sosial kelompok punk dan sudah menjadi fenomena di kalangan generasi muda yang notabennya generasi penerus bangsa yang seharusnya memajukan bangsa yang krisis moralitas yang semakin hari semakin merosotnya budaya.
Dan kekerasan dalam kelompok punk nampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka dan bahkan saling memukul, menendang satu dengan yang lainnya hanya untuk mengikuti irama lagu punk. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan sesama kelompok punk yang lainnya.
Para anggota dari kelompok punk merupakan seniman, apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam  karya seni, dan kelompok punk biasanya untuk bertahan hidup mereka mengamen ada juga menjadi polisi cepek dipertigaan atau perempatan jalanan dan mereka beralasan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan kelompoknya.
 Dan kelompok punk biasanya mempunyai ciri khas tersendiri dari segi penampilan dengan gaya rambut yang Mohawk ala suku Indian  dengan warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi dengan atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot Dr. Marten, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti serta spikes(gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) yang menghiasi pergelangan tangannya dan menjadi bagian tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana  jeans super ketat, makin menguatkan anti kemapanan dan anti sosial pada mereka.
Gaya hidup punk juga di identikan dari sisi negatif dari masyarakat karena ada sebagian anak punk sendiri mempunyai kelompok dan selalu berkumpul dengan yang lainnya dan sering memanfaatkan untuk berbuat kriminal bahkan ada juga yang memakai narkoba sehingga mengakibatkan pandangan masyarakat terhadap kelompok punk adalah perusak.





4

3.      Sasaran
Ada juga beberapa kelompok punk yang ikut melakukan aksi demo terhadap  pemerintah yang menganggap mereka kaum marginal yang selalu membuat onar dan adanya  kelompok punk yang semakin banyak ini menujukkan bahwa pemerintah gagal menciptakan lapangan pekerjaan dan memicu tingginya angka kriminalitas.  Karena itu pemerintah harus bisa mengurangi jumlah kelompok punk yang semakin banyak dan meluas di beberapa daerah dan memberikan mereka lapangan pekerjaan karena banyak dari kelompok punk berusia produktif.
Menurut ilmu sosiologi, perilaku kelompok punk di pengaruhi beberapa faktor. Yang pertama lingkungan keluarga, ketika orang tua mengajarkan sopan santun sejak usia dini dan serta melakukan kontrol terhadap kehidupan mereka. Maka seorang anak pun terbiasa melakukan apa yang di ajarkan oleh orang tuanya. Dan sebaliknya jika orang tua tidak mengajarkan sopan santun terhadapnya anaknya maka anak akan mudah di pengaruhi oleh faktor lain.
Dan peran masyarakat sangat di perlukan karena kelompok punk juga dari bagian masyarakat yang kurang beruntung, dan musisi punk menciptakan lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran dengan kejamnya dunia, menceritakan rasa frustasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, penangguran serta sikap represi aparat.
Di setiap tempat kelompok punk mampu menjelma menjadi sebuah gaya hidup yang konsisten melawan pemaksaan ide maupun budaya kapitalis maupun negara. Karena mereka enggak setuju dengan otoritas, sehingga mereka hidup berdikari alias berdiri di kaki sendiri.
Dalam skala negara punk mengusung ide anarkisme. Dan para pencetus kelompok punk anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara. Disini anarkisme menghendaki tatanan sosial yang tidak tatanan agar setiap orang mempunyai hak setara dengan orang lain untuk mencapai perkembangan material dan moralnya secara maksimal. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa perlu campur tangan negara.



5

BAB II
Permasalahan
1.      Kekuatan
a.       Tingginya rasa kecintaan pada kelompoknya
      Rasa kecintaan punkers terhadap kelompoknya sangat di tonjolkan karena mereka beranggapan kelompoknya adalah keluarga, dan berideologi dengan tujuan yang sama dan kelompok punk saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dan adanya sifat menjunjung tinggi antar kelompoknya. Kelompok punk identik dengan loyalitas tinggi terhadap sesame teman antar kelompok punk.
b.      Berfikir gaya hidup bebas
Bebas berekspresi yang di usungkan kelompok punk sangat berpengaruh dan akhirnya mereka untuk ikut-ikutan menjadi anak punk yang berfikir gaya hidup bebas karena mereka tidak ingin mematuhi aturan pemerintah dan tidak mau di kekang mereka hanya ingin kebebasan.
c.       Kurangnya aturan dari pemerintah
      Seharusnya negara membuat aturan kebebasan berekspresi di mana kebebasan itu perlu aturan, negara hanya sibuk dengan urusan negara tidak memperhatikan kelompok sosial di mana kelompok punk sudah sangat memperhatinkan dan meresahkan, kelompok punk selalu membuat anarkisme karena mereka sudah terbiasa dengan perbuatan anarkisme dan sudah termasuk perbuatan tindakan criminal karena tidak adanya aturan negara yang mengatur kelompok-kelompok sosial.
d.      Budaya kekerasan
Kekerasan dalam kelompok punk sudah menjadi budaya dan mereka sudah sering melakukannya dan kadang sudah sangat meresahkan masyarakat sekitarnya, dan masyarakat berpandangan negatif terhadap kelompok punk, punk beridentik dengan gaya urakan dan selalu membuat onar dan membuat masyarakat menjadi takut.




6
2.      Kelemahan
a.       Adanya pengaruh globalisasi
      Dengan seiringnya perkembangan zaman yang semakin maju pengaruh globalisasi sehingga tidak di pungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok punk muncul di karenakan adanya persamaan tujuan dari masing-masing individu, maka muncul kelompok punk yang berideologi sama, kelompok punk sangat menyukai budayanya sendiri, kelompok punk di pengaruhi oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia secara globalisasi dan karena kurangnya pengetahuan budaya sendiri. Dan semakin mempengaruhi budaya punk di Indonesia yang semakin luas di kota-kota besar Indonesia.
b.      Pengaruh dari lingkungan pergaulan
Pada usia remaja anak akan lebih sering bersama teman karena masa ini mereka lebih di mengerti oleh teman ketimbang orang tua mereka, karena mereka merasa lebih nyaman dan timbul kepercayaan kepada teman dari pada keluarga. Namun disinilah akan timbul sisi positif atau negatif, sebab tidak semua teman membawa pengaruh positif.
c.       Ingin merasa bebas dan tidaknya aturan yang mengikatnya
      Kelompok punk berkehidupan bebas dan menciptakan aturan-aturan sendiri sesuai dengan  keinginan mereka dan punk memiliki ideologi yang lazim di sebut DIY (do it yourself/Lakukan sendiri). Dan ideologi punk di ambil dari kata “ideas” dan “logos” yang berarti buah pikiran murni. Kehidupan punk membebaskan dari segala sesuatu yang membelenggu mereka dan tidak mau terikat dengan apapun.
d.      Ingin diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya
      Dan kemungkinan terjadinya anak punk  tersebut dikarenakan kurangnya perhatian keluarga atau kurangnya dukungan keluarga, sehingga memutuskan untuk menjadi punk yang menurut masyarakat tidak baik dan menimbulkan sisi negatif yang bisa merugikan dirinya sendiri dan orang lain dan sering dikucilkan oleh masyarakat.


7

3.      Peluang / Hambatan
a.       Menjalin kekeluargaan antar sesama kelompok punk
Biasanya kelompok punk sangat erat hubungannya dengan kelompoknya satu sama lain seperti keluarga, dan menjadi akrab sesama kelompok punk dan saling mengahargai perbedaan pendapat dengan kelompok yang lain. Dapat memahami keputusan antar sesama kelompok punk.
b.      Pembentukan karakter punk
Bisa berfikir memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan dari keluarga maupun orang lain. Dan bisa menghasilkan karya seperti menjadi musisi punk dan memberikan dorongan motivasi kepada kelompok yang lain untuk menjadi lebih kreatif dan masyarakat bisa menerima hasil karya mereka, kelompok punk biasanya menjadi lebih mandiri.
c.       Menjadi bahan evaluasi negara
Dengan tingginya angka pengangguran negara seharusnya memiliki bahan untuk program mengentaskan pengangguran dan kemiskinan ekonomi dan pendidikan dan yang akhirnya semakin banyaknya kelompok-kelompok sosial seperti kelompok punk di kota-kota besar dan menempatkan kelompok punk ke jalan yang lebih baik dan kelompok punk yang ada sekarang ini sangat menganggu masyarakat dan bahkan punk tidak segan-segan merampok dan membuat kriminal.
d.      Mempunyai keberanian untuk mengemukakan berekspresi
      Kebebasan berekspresi bisa di tuangkan dengan lagu-lagu punk dan memberikan kesempatan pada kelompok punk untuk berekspresi di mana kebebasan bisa membentuk kelompok punk menjadi lebih positif dan diterima dalam masyarakat, kelompok punk lebih berani memberikan pendapatnya dengan sebuah lagu dengan menyinggung sikap masyarakat yang memganggap seperti kaum marginal yang terpinggirkan dan tidak bermanfaat.






8
4.      Tantangan
a.       Menjadi kelompok radikalisme
      Sikap radikalisme yaitu sikap tidak percayanya terhadap negara dengan membentuk kelompok tanpa adanya aturan dari negara dan bersikap acuh kepada negara tanpa harus menjadi beban dan menyimpang dari masyarakat umum. Dan sikap apatisme terhadap negara dan di kucilkan oleh masyarakat umum.
b.      Berprasangka negatif terhadap kelompok punk
Menimbulkan reaksi negatif  dari masyarakat menganggap mereka punk sebagai bentuk penyimpangan, dan dampak berprangsangka negatif kelompok punk yang memiliki identitas punk dan pencitraan punk sebagai bentuk penyimpangan, dan menganggap mereka sudah meresahkan masyarakat.
c.       Memunculkan budaya baru
      Memaknai budaya punk menjadikan punk sebagai sebuah sistem yang subkultural yang berbeda, subkultural punk adalah bentuk kenakalan anak, dan menimbulkan pandangan yang sama dengan bergaya yang sama. Dan keunikan punk menjadi nilai negatif. Dan di Indonesia sendiri budaya punk budaya yang baru dan kehadiran budaya punk sangat memiliki nilai nagatif dan begitu banyak anak yang meniru budaya punk
d.      Tidak adanya sumber daya manusia yang berkualitas
Kelompok punk rata-rata sudah putus sekolah dan mereka tidak ada inginan untuk melanjutkan pendidikan dan mengakibatkan mereka menjadi manusia yang tidak berkualitas dan kemiskinan yang membelenggu mereka dan minimnya lapangan pekerjaan membuat mereka menjadi frustasi dan membuat rasa ketidakpuasan dan akhirnya menjadi kelompok punk, dan menimbulkan respon terhadap kelompok punk dan beranggapan punk berperilaku menyimpang.






9

BAB III
Kesimpulan Dan Rekomendasi
1.      Kesimpulan
a.       Punk sebagai suatu bentuk kebudayaan yang di anggap sebagai suatu penyimpangan dari norma-norma masyarakat pada umunya.
b.      Kelompok punk termasuk kelompok yang sangat keras mereka sangat menutup diri dengan orang lain.
c.       Kelompok punk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri demi bertahan hidup dan kelompoknya dengan cara mengamen dan menjadi polisi cepek di pertigaan jalanan.
d.      Nilai punk yang berbeda dapat di pahami oleh masyarkat tanpa menimbulkan konflik.
2.      Rekomendasi
a.       Punk memiliki ideologi yang berbeda dari kelompok yang lainnya.
b.      Punk memunculkan budaya baru di Indonesia dengan masalah sosial yang sudah ada.
c.       Mempunyai kesetaraan untuk mencapai perkembangan material dan moral secara maksimal.
d.       Mampu menjelma menjadi kelompok yang konsisten oleh para kapitalis maupun pemerintah.
                       Referensi
2.      www.google.comhttp;//Pondzdraz.multiply.com/journal/item/46









10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar