Minggu, 20 Januari 2013

makalah perilaku sosial kelompok punk


                                               Mata Kuliah  :  Ilmu Sosial Dasar Dasar
                                                 Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah

Perilaku Sosial Kelompok Punk

 


Kelas  :  1-KA39

Tanggal Penyerahan Makalah : 19 Oktober 2012
Tanggal Upload Makalah  :  20 Oktober 2012



 

                                                          P E R N Y A T A A N


Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.



                                      P e n y u s u n



N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
17112051
Siti Fathiyah Wardati







                   Program Sarjana Sistem Informasi


                      UNIVERSITAS GUNADARMA





Kata Pengantar

            Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT saya bisa menulis makalah tentang perilaku sosial kelompok punk. Tingkah laku sekelompok anak punk memang sudah sangat meresahkan masyarakat dan mereka seperti tidak bermanfaat bagi hidupnya dan akhirnya mereka mencari kebebasan dan tidak mau di kekang dan banyak dari mereka berusia produktif yang seharusnya mengejar cita-cita yang mereka inginkan.
            Kelompok punk juga merupakan bagian anak bangsa yang juga harus diperhatikan oleh negara. Tapi negara tidak pernah memperhatikan mereka dan menganggap mereka kaum marginal yang terpinggirkan dan banyak dari mereka sudah putus sekolah. Dan saya ingin tahu kenapa mereka hidup seperti itu yang tidak sama dengan kebanyakan orang pada umumnya.







Bekasi, oktober 2012


Siti Fathiyah Wardati













1



Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………1

              Daftar Isi………………………………………………………………………….2

              BAB I Pendahuluan……………………………………………………………...3

1.      Latar Belakang....................………………………………………………....3

2.      Tujuan…………...……………………………………………………………4

3.      Sasaran…………....…………………………………………………………..5           

BAB II Permasalahan……….…………………………………………………6

1.      Kekuatan …...………………………………………………………………..6

2.      Kelemahan………………………………………….………………………..7

3.      Peluang/Hambatan…………………………………………………………...8

4.      Tantangan……………………………………………………………………9

BAB III Kesimpulan Dan Rekomendasi…...…………………………………….10

1.      Kesimpulan…………………………………………………………………..10

2.      Rekomendasi………………………………………………………………...10

Referensi………………………………………………………………………...10                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       













2
         BAB I
Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Kita sering melihat segerombolan remaja berpakaian unik jika tidak di sebut aneh. Mereka tegak di persimpangan, membawa gitar kecil sambil bernyanyi. Mereka mengaku sebagai anak mengaku punk mengikuti aliran bebas berekspresi tanpa harus menganggu orang lain. Bahkan yang menjadi mengherankan lagi, ada anak-anak usia bermain yang sudah ikut di dalamnya.
Masa remaja di katakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu, seorang meninggalkan tahap kehidupan masa kanak-kanak untuk menuju tahap berikutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Generasi muda sangat di perlukan pembelajaran dari kehidupan.
Di kota-kota besar seperti Indonesia, sekarang ini bermunculan sekelompok generasi muda yang mempunyai gaya hidup yang sangat menyimpang dari norma-norma masyarakat setempat, sekelompok generasi muda itu di sebut dengan anak punk. Gaya hidup punk ialah  relatif tidak seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan yang lainnya gaya hidup berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
Gaya hidup anarkis yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan. Adapun yang mengatakan bahwa sekelompok anak muda bergaya hidup anak punk dikarenakan adanya suatu gejala perasaan yang tidak puas, sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup punk. Namun pada kenyataannya gaya hidup punk ternyata membuat masyarakat menjadi resah dan sebagian lagi menganggap mereka mengarah gaya hidup ke barat-baratan. Sehingga anak punk sekarang memang menjadi kelompok generasi muda yang modernisasi.




3
2.      Tujuan
Tujuan saya menulis untuk menambah wawasan menghadapi masalah sosial kelompok punk dan sudah menjadi fenomena di kalangan generasi muda yang notabennya generasi penerus bangsa yang seharusnya memajukan bangsa yang krisis moralitas yang semakin hari semakin merosotnya budaya.
Dan kekerasan dalam kelompok punk nampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka dan bahkan saling memukul, menendang satu dengan yang lainnya hanya untuk mengikuti irama lagu punk. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan sesama kelompok punk yang lainnya.
Para anggota dari kelompok punk merupakan seniman, apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam  karya seni, dan kelompok punk biasanya untuk bertahan hidup mereka mengamen ada juga menjadi polisi cepek dipertigaan atau perempatan jalanan dan mereka beralasan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan kelompoknya.
 Dan kelompok punk biasanya mempunyai ciri khas tersendiri dari segi penampilan dengan gaya rambut yang Mohawk ala suku Indian  dengan warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi dengan atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot Dr. Marten, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti serta spikes(gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) yang menghiasi pergelangan tangannya dan menjadi bagian tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana  jeans super ketat, makin menguatkan anti kemapanan dan anti sosial pada mereka.
Gaya hidup punk juga di identikan dari sisi negatif dari masyarakat karena ada sebagian anak punk sendiri mempunyai kelompok dan selalu berkumpul dengan yang lainnya dan sering memanfaatkan untuk berbuat kriminal bahkan ada juga yang memakai narkoba sehingga mengakibatkan pandangan masyarakat terhadap kelompok punk adalah perusak.





4

3.      Sasaran
Ada juga beberapa kelompok punk yang ikut melakukan aksi demo terhadap  pemerintah yang menganggap mereka kaum marginal yang selalu membuat onar dan adanya  kelompok punk yang semakin banyak ini menujukkan bahwa pemerintah gagal menciptakan lapangan pekerjaan dan memicu tingginya angka kriminalitas.  Karena itu pemerintah harus bisa mengurangi jumlah kelompok punk yang semakin banyak dan meluas di beberapa daerah dan memberikan mereka lapangan pekerjaan karena banyak dari kelompok punk berusia produktif.
Menurut ilmu sosiologi, perilaku kelompok punk di pengaruhi beberapa faktor. Yang pertama lingkungan keluarga, ketika orang tua mengajarkan sopan santun sejak usia dini dan serta melakukan kontrol terhadap kehidupan mereka. Maka seorang anak pun terbiasa melakukan apa yang di ajarkan oleh orang tuanya. Dan sebaliknya jika orang tua tidak mengajarkan sopan santun terhadapnya anaknya maka anak akan mudah di pengaruhi oleh faktor lain.
Dan peran masyarakat sangat di perlukan karena kelompok punk juga dari bagian masyarakat yang kurang beruntung, dan musisi punk menciptakan lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran dengan kejamnya dunia, menceritakan rasa frustasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, penangguran serta sikap represi aparat.
Di setiap tempat kelompok punk mampu menjelma menjadi sebuah gaya hidup yang konsisten melawan pemaksaan ide maupun budaya kapitalis maupun negara. Karena mereka enggak setuju dengan otoritas, sehingga mereka hidup berdikari alias berdiri di kaki sendiri.
Dalam skala negara punk mengusung ide anarkisme. Dan para pencetus kelompok punk anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara. Disini anarkisme menghendaki tatanan sosial yang tidak tatanan agar setiap orang mempunyai hak setara dengan orang lain untuk mencapai perkembangan material dan moralnya secara maksimal. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa perlu campur tangan negara.



5

BAB II
Permasalahan
1.      Kekuatan
a.       Tingginya rasa kecintaan pada kelompoknya
      Rasa kecintaan punkers terhadap kelompoknya sangat di tonjolkan karena mereka beranggapan kelompoknya adalah keluarga, dan berideologi dengan tujuan yang sama dan kelompok punk saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dan adanya sifat menjunjung tinggi antar kelompoknya. Kelompok punk identik dengan loyalitas tinggi terhadap sesame teman antar kelompok punk.
b.      Berfikir gaya hidup bebas
Bebas berekspresi yang di usungkan kelompok punk sangat berpengaruh dan akhirnya mereka untuk ikut-ikutan menjadi anak punk yang berfikir gaya hidup bebas karena mereka tidak ingin mematuhi aturan pemerintah dan tidak mau di kekang mereka hanya ingin kebebasan.
c.       Kurangnya aturan dari pemerintah
      Seharusnya negara membuat aturan kebebasan berekspresi di mana kebebasan itu perlu aturan, negara hanya sibuk dengan urusan negara tidak memperhatikan kelompok sosial di mana kelompok punk sudah sangat memperhatinkan dan meresahkan, kelompok punk selalu membuat anarkisme karena mereka sudah terbiasa dengan perbuatan anarkisme dan sudah termasuk perbuatan tindakan criminal karena tidak adanya aturan negara yang mengatur kelompok-kelompok sosial.
d.      Budaya kekerasan
Kekerasan dalam kelompok punk sudah menjadi budaya dan mereka sudah sering melakukannya dan kadang sudah sangat meresahkan masyarakat sekitarnya, dan masyarakat berpandangan negatif terhadap kelompok punk, punk beridentik dengan gaya urakan dan selalu membuat onar dan membuat masyarakat menjadi takut.




6
2.      Kelemahan
a.       Adanya pengaruh globalisasi
      Dengan seiringnya perkembangan zaman yang semakin maju pengaruh globalisasi sehingga tidak di pungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok punk muncul di karenakan adanya persamaan tujuan dari masing-masing individu, maka muncul kelompok punk yang berideologi sama, kelompok punk sangat menyukai budayanya sendiri, kelompok punk di pengaruhi oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia secara globalisasi dan karena kurangnya pengetahuan budaya sendiri. Dan semakin mempengaruhi budaya punk di Indonesia yang semakin luas di kota-kota besar Indonesia.
b.      Pengaruh dari lingkungan pergaulan
Pada usia remaja anak akan lebih sering bersama teman karena masa ini mereka lebih di mengerti oleh teman ketimbang orang tua mereka, karena mereka merasa lebih nyaman dan timbul kepercayaan kepada teman dari pada keluarga. Namun disinilah akan timbul sisi positif atau negatif, sebab tidak semua teman membawa pengaruh positif.
c.       Ingin merasa bebas dan tidaknya aturan yang mengikatnya
      Kelompok punk berkehidupan bebas dan menciptakan aturan-aturan sendiri sesuai dengan  keinginan mereka dan punk memiliki ideologi yang lazim di sebut DIY (do it yourself/Lakukan sendiri). Dan ideologi punk di ambil dari kata “ideas” dan “logos” yang berarti buah pikiran murni. Kehidupan punk membebaskan dari segala sesuatu yang membelenggu mereka dan tidak mau terikat dengan apapun.
d.      Ingin diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya
      Dan kemungkinan terjadinya anak punk  tersebut dikarenakan kurangnya perhatian keluarga atau kurangnya dukungan keluarga, sehingga memutuskan untuk menjadi punk yang menurut masyarakat tidak baik dan menimbulkan sisi negatif yang bisa merugikan dirinya sendiri dan orang lain dan sering dikucilkan oleh masyarakat.


7

3.      Peluang / Hambatan
a.       Menjalin kekeluargaan antar sesama kelompok punk
Biasanya kelompok punk sangat erat hubungannya dengan kelompoknya satu sama lain seperti keluarga, dan menjadi akrab sesama kelompok punk dan saling mengahargai perbedaan pendapat dengan kelompok yang lain. Dapat memahami keputusan antar sesama kelompok punk.
b.      Pembentukan karakter punk
Bisa berfikir memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan dari keluarga maupun orang lain. Dan bisa menghasilkan karya seperti menjadi musisi punk dan memberikan dorongan motivasi kepada kelompok yang lain untuk menjadi lebih kreatif dan masyarakat bisa menerima hasil karya mereka, kelompok punk biasanya menjadi lebih mandiri.
c.       Menjadi bahan evaluasi negara
Dengan tingginya angka pengangguran negara seharusnya memiliki bahan untuk program mengentaskan pengangguran dan kemiskinan ekonomi dan pendidikan dan yang akhirnya semakin banyaknya kelompok-kelompok sosial seperti kelompok punk di kota-kota besar dan menempatkan kelompok punk ke jalan yang lebih baik dan kelompok punk yang ada sekarang ini sangat menganggu masyarakat dan bahkan punk tidak segan-segan merampok dan membuat kriminal.
d.      Mempunyai keberanian untuk mengemukakan berekspresi
      Kebebasan berekspresi bisa di tuangkan dengan lagu-lagu punk dan memberikan kesempatan pada kelompok punk untuk berekspresi di mana kebebasan bisa membentuk kelompok punk menjadi lebih positif dan diterima dalam masyarakat, kelompok punk lebih berani memberikan pendapatnya dengan sebuah lagu dengan menyinggung sikap masyarakat yang memganggap seperti kaum marginal yang terpinggirkan dan tidak bermanfaat.






8
4.      Tantangan
a.       Menjadi kelompok radikalisme
      Sikap radikalisme yaitu sikap tidak percayanya terhadap negara dengan membentuk kelompok tanpa adanya aturan dari negara dan bersikap acuh kepada negara tanpa harus menjadi beban dan menyimpang dari masyarakat umum. Dan sikap apatisme terhadap negara dan di kucilkan oleh masyarakat umum.
b.      Berprasangka negatif terhadap kelompok punk
Menimbulkan reaksi negatif  dari masyarakat menganggap mereka punk sebagai bentuk penyimpangan, dan dampak berprangsangka negatif kelompok punk yang memiliki identitas punk dan pencitraan punk sebagai bentuk penyimpangan, dan menganggap mereka sudah meresahkan masyarakat.
c.       Memunculkan budaya baru
      Memaknai budaya punk menjadikan punk sebagai sebuah sistem yang subkultural yang berbeda, subkultural punk adalah bentuk kenakalan anak, dan menimbulkan pandangan yang sama dengan bergaya yang sama. Dan keunikan punk menjadi nilai negatif. Dan di Indonesia sendiri budaya punk budaya yang baru dan kehadiran budaya punk sangat memiliki nilai nagatif dan begitu banyak anak yang meniru budaya punk
d.      Tidak adanya sumber daya manusia yang berkualitas
Kelompok punk rata-rata sudah putus sekolah dan mereka tidak ada inginan untuk melanjutkan pendidikan dan mengakibatkan mereka menjadi manusia yang tidak berkualitas dan kemiskinan yang membelenggu mereka dan minimnya lapangan pekerjaan membuat mereka menjadi frustasi dan membuat rasa ketidakpuasan dan akhirnya menjadi kelompok punk, dan menimbulkan respon terhadap kelompok punk dan beranggapan punk berperilaku menyimpang.






9

BAB III
Kesimpulan Dan Rekomendasi
1.      Kesimpulan
a.       Punk sebagai suatu bentuk kebudayaan yang di anggap sebagai suatu penyimpangan dari norma-norma masyarakat pada umunya.
b.      Kelompok punk termasuk kelompok yang sangat keras mereka sangat menutup diri dengan orang lain.
c.       Kelompok punk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri demi bertahan hidup dan kelompoknya dengan cara mengamen dan menjadi polisi cepek di pertigaan jalanan.
d.      Nilai punk yang berbeda dapat di pahami oleh masyarkat tanpa menimbulkan konflik.
2.      Rekomendasi
a.       Punk memiliki ideologi yang berbeda dari kelompok yang lainnya.
b.      Punk memunculkan budaya baru di Indonesia dengan masalah sosial yang sudah ada.
c.       Mempunyai kesetaraan untuk mencapai perkembangan material dan moral secara maksimal.
d.       Mampu menjelma menjadi kelompok yang konsisten oleh para kapitalis maupun pemerintah.
                       Referensi
2.      www.google.comhttp;//Pondzdraz.multiply.com/journal/item/46









10

Sabtu, 19 Januari 2013

Makalah isd Rekayasa sosial (Social Engineering)

Mata Kuliah  :  Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Penulisan Makalah

SOCIAL ENGINEERING (REKAYASA SOSIAL)

 


Kelas  :  1-KA39

Tanggal Penyerahan Makalah : 14 Januari 2013
Tanggal Upload Makalah  :  15 Januari 2013



 

P E R N Y A T A A N


Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.



P e n y u s u n



N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
17112051
Siti Fathiyah Wardati







Program Sarjana Sistem Informasi


UNIVERSITAS GUNADARMA




KATA PENGANTAR

         Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada ALLAH SWT atas berkat rahmatnya saya dapat membuat tulisan ini yang saya dapat dari beberapa sumber. Dan saya menulis makalah tentang rekayasa sosial, rekayasa sosial itu sendiri menyangkut merekayasa dan direkayasa untuk tujuan suatu perubahan tertentu, sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana segi etiknya dalam praksis.
         Rekayasa itu sendiri sebagai alat netral, seperti pisau untuk  memotong daging dan karena itu saya akan mengulas lebih dalam tentang rekayasa sosial.








Bekasi, Januari 2013



Siti Fathiyah Wardati











i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………....i

Daftar Isi……………………………………………………………………….........ii

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………....1

BAB II Permasalahan………………………………………………………….....…3

Analisis Permasalahan……………………………………………………….......…7

BAB III Kesimpulan………………………………………………………….….....9

 























ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Masyarakat adalah Makhluk sosial yang selalu mengalami perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat tersebut suatu keharusan, karena tidak mungkin bertahan dalam satu kondisi yang bersifat statis dan cenderung tetap. Karena sudah menjadi sunatullah bahaw kehidupan ini bersifat dinamis seperti putaran roda yang suatu saat berada dibawah dan suatu saat berada di atas. Sehingga manusia yang menyandang sebagai khalifatullah mempunyai kewajiban merubah kondisi dirinya sendiri, baik secara individual maupun dalam perspektif sosial.
Begitu banyak problem-problem sosial yang terjadi di kalangan masyarakat dan kompleksitas problem sosial terjadi di segala bidang kehidupan sosial-budaya dan politik dan pendidikan. Sehingga di perlukan memecahkan masalah dan memperbaiki sistem sosial yang mengarah kehidupan masyarakat yang ideal. Hal ini harus diimbangi dengan langkah konkret yang memiliki visi misi jelas. Sehingga rencana untuk mengubah settingan masyarakat dapat berjalan berdasarkan tujuan. Problem sosial yang terjadi disebabkan oleh kesalahan berfikir dan mitos-mitos yang telah berkembang dalam masyarakat dan di sinilah diperlukan suatu rekayasa sosial untuk memecahkan masalah tersebut di perlukan agen-agen yang mampu memberikan solusi dalam pemecahan sosial yang berperan dalam upaya rekayasa sosial yang bersifat positif.
Dalam usaha sebagai actor rekayasa sosial di butuhkan konsep-konsep yang menjadi dasar dalam pergerakkan sosial. Konsep tersebut daapt di bagi berdasarkan waktu dan cakupan efek yang ditimbulkannya yakni berupa evolusi, revolusi, reformasi, dan metamorphosis sosial. Keempat konsep sosial tersebutlah yang menjadi dasar perubahan sosial.












1
2.      Tujuan
Makalah ini bertujuan mempelajari makna, sebab-musabab perubahan sosial, strategi perubahan sosial untuk perubahan sosial dan perubahan rekayasa sosial yang dikehendaki dan dapat merubah perilaku individual dan dapat merubah set sosial dan dapat mempertinggi umat dan untuk mengetahui cara kerja dari rekayasa sosial untuk mengenali potensi diri, menentukan target sosial, asosiatif terhadap teori dasar perubahan sosial dan mengerti inti masalah sosial, mengusahakan aksi simulasi, melakukan aksi inti, evaluasi.
3.      Sasaran
Merupakan kesalahan besar jika kita membiarkan sentiment kita mencampuri kehendak alam dengan membantu kaum yang miskin, lemah dan yang secara umum tidak kuat sampai mereka menjadi sama nyamannya dengan kaum yang kaya, yang kuat dan bugar. Dalam jangka panjang, membiarkan alam berkuasa akan membawa keuntungan yang paling besar, di segenap sudut alam kita akan melihat disiplin yang sangat ketat yang harus sedikit kejam supaya ia boleh menjadi baik dan rama.
Di sini kita mencari jawaban dari pertanyaan siapa diri kita, apa yang kita yakini, mau kemana diri kita kenapa yang baik itu begitu penting, mampukah kita berbuat baik. Pada umumnya masyarakat mengharapkan perubahan sosial ke arah pencapaian sejahteraan, kemandirian, dan keterbukaan yang mampu mengatasi problem-problem sosial. Oleh karena itu perubahan sosial harus dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terencana. Dan untuk mendukung upaya tersebut diperlukan sebuah rekayasa sosial berdasar rasa berfikir yang benar. 












2
BAB II
PERMASALAHAN
A.     Pengertian Rekayasa Sosial
Rekayasa sosial merupakan campur tangan atau seni memanipulasi sebuah gerakan ilmiah dari visi ideal tertentu di tunjukan untuk mempengaruhi perubahan sosial bisa berupa kebaikan dan juga bisa berupa kejujuran, bisa pula berupa kebohongan.
Selain pengertian di atas rekayasa sosial juga dapat diartikan sebagai sebuah proses perencanaan, pemetaan dan pelaksanaan dalam konteks perubahan struktur dan kultur sebuah basis sosial masyarakat.
B.        Sebab-Musabab Perubahan Sosial
Pandangan hidup, pandangan dunia dan nilai-nilai seperti yang Max Weger ungkapkan bahwa betapa pengaruhnya ide terhadap suatu masyarakat.
Perubahan sosial terjadi karena munculnya seorang tokoh atau pahlawan yang dapat menarik simpati dari para pengikut setianya, kemudian bersama-sama dengan simpatisan itu, sangat pahlawan melancarkan gerakan perubahan untuk mengubah masyarakat.
Sumber-sumber perubahan juga bisa disebabkan oleh kemiskinan sebagai problem yang melibatkan banyak orang, kejahatan yang biasanya berjenjang dari blue collar crimes dan pertikaian atau konflik, konflik sosial bersifat etnis, rasial, sectarian, ideologis dan sebagainya.
C.        Bentuk Dan Teori Perubahan Sosial
Terdapat tiga bentuk perubahan yang disepakati kalangan ilmuwan sosial, evolusi revolusi dan reformasi. Evolusi dipahami sebagai bentuk perubahan yang memakan waktu lama. Proses perubahan seperti ini cenderung hanya melingkar di tingkat elite saja dan sedikit sekali mengakomodasikan input dari grass root yang muncul dari permukaan sebagai reaksi atas berbagai kebijakan elite penguasa. Konsekuensi logis dari perubahan model ini akan menempatkan rezim penguasa pada keleluasaan menentukan agenda-agenda perubahan yang ada berdasar “aman atau tidak” bagi kekuasaanya.
Perubahan model ini, biasanya kurang poluler di Dunia ketiga yang mayoritas adalah berpenduduk muslim, karena perubahan politiknya secara umum masih cukup eksplosif. Tidak perlu tokoh yang kharismatik atau terkenal untuk evolusi, karena semua ditentukan dalam kendali penguasa.


3
Elite penguasa berpihak pada tertentu saja yang bisa terlibat dalam perumusan persoalan yang ada dan itu di atas kepentingan. Figur-figur di luar lingkaran kekuasaan hanya memberikan respons minimal sebatas masukan atau paling maksimal, tekanan, itupun jika ada kebebasan.
Bentuk kedua adalah revolusi. Perubahan secara cepat ini cukup populer di kalangan gerakan sosial atau aktivis pembebasan. Dalam prosesnya, cara ini cukup beresiko. Bisa jadi dalam prosesnya yang singkat tersebut meminta banyak korban sebagai prasyarat dari proses yang memang cukup reaktif dan terkesan sporadis dari sisi waktu maupun dari agenda-agenda yang di lakukan. Hasil dari cara ini dapat dilihat dengan cepat, karena secara umum bertujuan pada perubahan politik, khususnya perubahan tampuk sosial.
Revolusi islam sebagai metode perubahan sebuah tawaran yang telah pernah diaplikasikan dalam lapangan kenegaraan di Iran di bawah kepemimpinan Ayatullah Khomeni (1977), mesir Ikhwanul Muslimin bersama Nasser (1952) dan beberapa negara arab lainnya, baik memenuhi standar teori barat maupun tidak.
Sedangkan reformasi didefinisikan sebagai sebuah bentuk perubahan yang gradual dan parsial. Tidak terlalul cepat, namun juga tidak terlalu lambat, reformasi merupakan bentuk kompromi antara evolusi dan revolusi. Reformasi atau pembaharuan dianggap menyimpang telah berlangsung di berbagai belahan dunia sejak zaman Renaissance abad ke-15 masehi.
D.       Strategi-Strategi Perubahan Sosial
        Strategi Normative-Redukatif merupakan kata sifat norm yang berarti aturan yang berlaku di masyarakat (norma sosial), sementara reeducation dimaknai sebagai pendidikan ulang untuk menanamkan dan menganti paradigma cara berfikir masyarakat yang lama dengan yang baru. Sifat strategi perubahannya perlahan dan bertahap.
        Cara atau taktik yang digunakan adalah mendidik, yakni bukan saja mengubah perilaku yang tampak melainkan juga mengubah keyakinan dan nilai sasaran perubahan.









4
Kalau kita perhatikan dinamika sosial yang terjadi di tengah masyarakat, maka kita akan dapati perubahan selalu berjalan seiring dengan dinamika itu. Tanpa kita sadari dan kita rencanakan banyak yang terjadi perubahan dalam masyarakat. Misalnya dalam masyarakat minangkabau. Dahulu ada semacam aturan tidak tertulis dalam masyarakat bahwa setiap anak lelaki yang telah baligh harus ditempa di surau (semacam langgar kalau adat jawa). Mereka brlajar Al-Quran disana dan pencak silat.
Perubahan semacam ini semacam dapat disebut sebagai perubahan sosial yang tidak direncanakan. Ciri utama perubahan ini lebih sering merupakan akibat perkembangan teknologi, pengetahuan dan globalisasi.
Berbeda dengan Sosial Engineering, perubahan model ini adalah perubahan yang disengaja direncanakan dan memiliki cara dan teknik tertentu (yang bisa juga disebut metodologi). Selain itu perubahan ini juga menentukan desain akhir dari proses perubahan yang dilakukan.
Dengan melihat kondisi perubahan diatas, maka dalam konteks pergerakan yang menginginkan adanya perubahan masyarakat menuju kondisi yang lebih baik, tentulah model perubahan yang terencana yang menjadi corcern kita. Karena ketika kita menetapkan akan mewujudkan masyarakat yang lebih baik, maka sesungguhnya kita telah menetapkan akan mewujudkan masyarakat yang lebih baik, maka sesungguhnya kita telah menetapkan sebuah desain akhir dari proses yang akan kita lakukan dan ini merupakan karakter khas dari sosial engineering.
 Salah satu hasil dari rekayasa sosial adalah revolusi dan reformasi dari sebuah negara, revolusi adalah sebuah perubahan total. Ia tidak sekedar merubah perbagian dari komponen sosial. Tetapi revolusi diluncurkan untuk mengganti sebuah tatanan atau sistem.Sedangkan reformasi hanya menyetuh beberapa dimensi saja  dan tidak melakukan perubahan asas. Sebuah reformasi dilakukan ketika yang bermasalah hanyalah sebatas kesalahan fungsi dari beberapa organ atau cabang saja. Reformasi dilakukan ketika asas yang berlaku masih sesuai dengan konsep dari idea.  






5
E.        Konsep-konsep Rekayasa sosial
Di dalam mekanisme perubahan sosial dibutuhkan konsep-konsep dasar sebagai model perubahan sosial dalam perubahan dalam upaya memecahkan sosial. Konsep rekayasa sosial itu berupa planned social change (perubahan sosial terencana). Karena semua rekayasa merupakan alat untuk mencapai sebuah misi.
Beberapa konsep-konsep sosial sebagai berikut meliputi :
  1. Evolusi
Evolusi juga suatu penyesuaian mental karena tekanan yang tidak lagi mentolerir kebiasaan berfikir yang di bentuk pada masa lampau untuk menyesuaikan dengan keadaan yang lain (Veblen,1944). Evolusi sosial dengan kata lain perubahan dengan perlahan-lahan dan kumulatif (evolusi bukannya revolusi) dan perubahan sosial ditentukan dari dalam(endogen bukan oksigen) sebagai contoh evolusinisme di inggris.
  1. Revolusi
Kata revolusi muncul dalam pengertian umum pada abad ke 14 yang berarti gerakan berputar untuk menunjukkan gerakan berputar-putar benda-benda di langit. Namun seiring berjalannya waktu revolusi dapat di artikan sebagai terobosan historis yang membentuk masyarakat baru dan sebagai bentuk dari perubahan sosial yang paling spektakuler yang menyentuh aspek berkehidupan  berbangsa, perubahan yang beresiko dan sporadis.
  1. Reformasi
Reformasi sendiri pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1998 saat penggulingan soeharto. Merupakan sebuah ledakan kejenuhan atas ketidaknyamanan terhadap situasi tertentu dalam masyarakat sehingga terjadi formasi ulang dalam struktur pemerintahan di mana orde baru tidak dapat dipercaya oleh masyarakat, namun dampak pasca reformasi pun belum dirasakan.
  1. Metamorfosis sosial
Konsep ini berlangsung perlahan namun pasti, membutuhkan waktu yang tidak cepat namun juga tidak lambat danmencakup segala bidang kehidupan aspek secara menyeluruh dan memperhitungkan efek secara matang dan membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu secara relative lebih cepat.


6
Analisis permasalahan Sosial Engineering (Rekayasa Sosial) dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
  1. Kekuatan
a.       Penguasaan media
Pentingnnya media sebagai sarana untuk mencari dan mendapatkan informasi sehingga masyarakat menjadi tahu informasi yang sedang berkembang saat ini dan membuktikan fakta-fakta untuk mencari kebenaran dalam perubahan sosial.
b.      Revitalisasi dan pembaharuan
Revilitasasi akan berekolesasi dengan teori positif perubahan sosial dengan strategi perubahan normative-reedukatif.
c.       Pengaruh globalisasi
Globalisasi saat ini sangat pengaruh set masyarakat tanpa ada yang mengarahkan dan merencanakan.
d.      Konteks perubahan pergerakan
Masyarakat menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik dengan model yang terencana.
  1. Kelemahan
a.       Pengaruh budaya asing
Dalam perkembangan zaman budaya asing yaitu budaya barat yang sangat mempengaruhi perubahan sosial terutama generasi muda.
b.      Kecanggihan teknologi
Teknologi saat ini sudah semakin canggih dengan mengakses informasi yang di dapat belum tentu akurat banyak yang di dapat informasi negative.
c.       Tidak memiliki konsep
Konsep yang tidak terencana dalam model perubahan akan menghasilkan perubahan  tidak sesuai yang di inginkan
d.      Konflik-konflik sosial
Dalam konflik sosial yang ada di masyarakat dengan adanya kesenjangan antara si kaya dan si miskin akan menimbulkan kecemburuan sosial




7
  1. Peluang
a.       Terwujudnya reformasi
Reformasi dari sebuah negara adalah sebuah perubahan total untuk mengganti sebuah tatanan atau sistem
b.      Merancang strategi yang matang
Untuk mewujudkan perlu usaha yang matang dan merancang strategi yang pas untuk di dalami oleh masyarakat.
c.       Menjadi pribadi pembelajar dan berilnu
Dalam segi pendidikan masyarakat perlu berbenah untuk menjadi diri yang berilmu dengan cara terus belajar
d.      Mempunyai visi misi bertujuan ke arah yang lebih konkrit
Dalam perubahan sosial harus mempunyai visi agar pihak-pihak yang bersingunggan tidak berkonspirasi besar dan menyesatkan
  1. Hambatan
a.       Dampak revolusi besar
Pergolakkan penjajahan atas negara miskin semakin berkobar, penindasan dimana-mana, pengrusakan eksplorasi sumber daya manusia.
b.      Pelecehan terhadap kaum yang lemah
Dalam hal ini teori revolusi menjadi suatu konsep yang gagal karena revolusi bukan solusi alternative karena tidak melindungi hak-hak masyarakat yang lemah.
c.       Efek yang di timbulkan pasca revolusi
Revolusi tidak menjadikan kemajuan justru adanya krisis yang berkepanjangan dan tidaknya kemakmuran justru melahirkan ketidakadilan dalam masyarakat.
d.      Perubahan revolusi melahirkan radikal
Menimbulkan reaksi emosional dan intelektual yang besar sangat berpengaruh dalam perubahan sosial masyarakat hal ini menjadi rasa ketakutan.






8
BAB III
Kesimpulan
  1. Rekayasa sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan, dipetakan pelaksanaanya guna mengadakan perubahan struktur dan kultur berbasis pada sosial masyarakat
  2. Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial yakni ideas merupakan pandangan hidup, tokoh-tokoh besar, gerakan sosial.
  3. Sumber-sumber perubahan juga bisa disebabkan oleh kemiskinan, kejahatan yang biasanya berjenjang dari blue collar dan pertikaian atau konflik
  4. Di dalam mekanisme perubahan sosial dibutuhkan konsep-konsep dasar sebagai model perubahan sosial dalam upaya memecahkan masalah. Adapun konsep rekayasa sosial meliputi evolusi, revolusi, reformasi, dan metamorphosis
Saran
Sebagai mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya perubahan sosial yakni sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai alternative pemecah masalah.
Referensi
www.google.comhttp://muslimkad.blogspot.com/2012/makalah-dm-ii-dauroh-marhalah-rekayasa.html
www.google.comhttp://riaucrisiscenter.blogspot.com/2008/07/rekayasa-sosial-adalah-langkah-awal.html
















9