BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai bagian dari
kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya
saling melengkapi. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis
merupakan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasaan, kemauan yang
keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara
bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang
sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan
pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya
dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara
tertulis tidaklah mudah, disamping dituntut kemampuan berpikir yang memadai,
juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi
tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk mengasilkan
tulisan yang baik setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar
dalam menulis yaitu keterampilan berbahasa, penyajian dan keterampilan
pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi.
Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam
menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah hasil
tulisan yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu
kesatuan tema yang utuh dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian karangan ?
2. Apa saja macam, sifat dan
bentuk karangan ?
3. Apa pengertian karangan
ilmiah ?
4. Apa ciri-ciri karangan
ilmiah dan contoh karangan ilmiah ?
5. Apa pengertian karangan
non-ilmiah ?
6. Apa ciri-ciri karangan
non-ilmiah dan contoh karangan non-ilmiah ?
7. Pengertian
metode ilmiah
8.
Tujuan mempelajari metode penulisan
ilmiah
9.
Sikap ilmiah
10.
Langkah-langkah pelaksanaan penulisan
ilmiah
11.
Timbangan buku
12.
Ringkasan
13.
Timbangan pustaka
14.
Skripsi, Thesis, dan Disertasi
15.
Karangan Ilmiah Populer
16.
Jurnal
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui apa
pengertian karangan.
2. Untuk mengetahui macam,
sifat dan bentuk karangan.
3. Untuk mengetahui pengertian
karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah.
4. Untuk mengetahui contoh
karangan apa saja yang termasuk karangan ilmiah.
5. Untuk mengetahui contoh
karangan apa saja yang termasuk karangan non-ilmiah
6. Untuk
mengetahui pengertian metode ilmiah
7. Untuk
mengetahui tujuan mempelajari metode penulisan ilmiah
8. Untuk
mengetahui sikap ilmiah
9.
Untuk mengetahui langkah-langkah
pelaksanaan penulisan ilmiah
10.
Untuk mengetahui Timbangan buku
11.
Untuk mengetahui Ringkasan
12.
Untuk mengetahui timbangan pustaka
13.
Untuk mengetahui skripsi, Thesis, dan
Disertasi
14.
Untuk mengetahui karangan Ilmiah
Populer
15.
Untuk mengetahui jurnal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Karangan
Karangan adalah hasil
tulisan yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu
kesatuan tema yang utuh dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami.
Setiap karangan mengandung
ide dari pengarang, proses mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk
yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk
itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi
suatu topik atau pokok soal karangan yang memadai.
Ide induk yang menjadi
pangkal awal suatu karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah induk
dikembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk
dijadikan topik karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema tertentu. Tema
adalah suatu segi, unsur, atau faktor dari topik yang akan dijadikan pusat
pembicaraan. Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan pendapat atau
pangkal tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang
diharapkannya. Pendapat pengarang dapatlah disebut ide pokok karangan yang bisa
dan sebaiknya dirumuskan dalam sebuah kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu
dapat dikatakan merupakan inti dari seluruh karangan.
2.2
Macam, Sifat dan Bentuk Karangan
2.2.1
Macam-macam karangan, yaitu :
1.
Deskripsi
Deskripsi disebut juga
lukisan, yaitu salah satu bentuk karangan yang menggambarkan suatu keadaan,
kejadian, atau peristiwa sejelas mungkin sehingga pembaca mendapat kesan seperti
melihat sendiri sesuatu yang digambarkan itu.
Contoh :
Lingkungan sekolah kami sangatlah nyaman.
Dengan luas 1 ha, berbagai fasilitas sekolah tersedia demi kemajuan proses
belajar kami. Di sekitar halaman sekolah, terdapat berbagai jenis tanaman hias
yang kami tanam sendiri. Ada pula kantin yang bersih dan luas agar suasana
istirahat kami dapat kami gunakan sebaik-baiknya untuk menghilangkan kejenuhan.
Dan, tersedia pula lapangan olahraga yang sangat luas sehingga dapat membantu
kami untuk meningkatkan keterampilan berolahraga dan mengekspresikan diri.
2.
Eksposisi
Eksposisi ialah salah satu
bentuk wacana atau karangan yang bermaksud menjelaskan, mengembangkan, atau
menerangkan suatu gagasan. Tujuannya untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa berusaha
untuk mengubah pendirian atau mempengaruhi sikap pembaca.
Contoh :
Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah yang representatif, kini mulai dibangun di Palu, setelah
tertunda dua tahun. Pembangunan kantor di Jalan Sam Ratulangi Palu Timur itu,
direncanakan rampung 2 – 3 tahun mendatang, dengan biaya sekitar Rp 10 milyar.
Demikian keterangan Sekwilda Sulteng, Amur Muchasim, S.H., Rabu (4/10) di Palu
la menjelaskan, untuk tahap pertama, seta bangunan sayap dapat dirampungkan
Februari 1996.
3.
Persuasi
Persuasi ialah bentuk
wacana yang tujuannya adalah meyakinkan, mengajak atau membangkitkan suatu
tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang kadang-kadang agak emosional.
Contoh :
Semua orang tahu bahwa kebersihan adalah
pangkal kesehatan. Namun demikian, masih banyak anggota masyarakat kita yang
tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Inilah masalah yang sulit
dipecahkan. Seandainya saja setiap anggota masyarakat peduli akan kebersihan di
sekitar tempat tinggalnnya tentulah kualitas kesehatan dapat ditingkatkan. Oleh
karena itu, marilah kita mencoba untuk menjadikan diri kita masing-masing
peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kesadaran ini dapat dimanifestasikan
dalam berbagai bentuk, diantaranya ialah tidak membuang sampah sembarangan.
4.
Argumentasi
Argumentasi adalah sebuah
wacana yang berusaha meyakinkan atau membuktikan kebenaran suatu pernyataan,
pendapat, sikap, atau keyakinan. Dalam Argumentasi ini, suatu gagasan atau
pernyataan dikemukakan dengan alasan yang kuat dan meyakinkan sehingga orang
yang membacanya akan terpengaruh untuk membenarkan pernyataan, pendapat, dan
sikap yang diajukan.
Contoh :
“Amin memang murid yang baik. Setiap hari la
datang ke sekolah selalu lebih awal dari teman-temannya. Semua pekerjaan rumah
tidak ada yang tidak diselesaikannya. Kepada gurunya dan orang tua ia selalu
bersikap hormat. Bahwa prestasi belajarnya juga jauh lebih baik dari
teman-temannya dapat dilihat dalam rapornya yang tidak pernah ada angka merah,
Tak ayal lagi ia akan menjadi mahasiswa yang baik.”
5.
Narasi
Narasi adalah sejenis
karangan atau cerita yang isinya mengisahkan atau menggambarkan suatu kejadian
atau peristiwa menurut urutan waktu atau secara kronologis. Kejadian yang
dikisahkan dapat bersifat khayal atau faktual, atau gabungan dari keduanya.
Narasi ini sering dimasukkan ke dalam golongan karangan fiktif, jadi tercakup
di dalamnya ialah roman, novel, cerpen, hikayat, tambo, dan dongeng.
Contoh :
“Beratus-ratus tahun Indonesia telah dijajah
Belanda. Perang Dunia II pecah, dan Belanda di Indonesia kemudian ditaklukkan
oleh Jepang, kini Jepanglah yang menguasai dan mengangkangi Indonesia. Ini
tidak lama memang, karena Sekutu dapat mengalahkan Jepang dengan dibomnya
Hiroshima dengan bom atom. Kesempatan baik ini tidak disia-siakan oleh bangsa
Indonesia umuk memproklamirkan kemerdekaannya. Proklamasi itu dibacakan oleh
Bung Karno dan Bung Hata, pada tangga 17 Agustus 1945.”
2.2.2 Sifat Karangan
Sifat
karangan di bedakan berdasarkan jenis karangannya.
1. Sifat
Karangan Ilmiah :
a).
Objektif.
Artinya, adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
observasi. Keobjektifan ini tampak
pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b).
Metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan
metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan
terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi,
serta
c).
Netral
Kenetralan ini bisa terlihat
pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan
tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu,
pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi
pembaca perlu dihindarkan.
d).
Logis
Kelogisan ini bisa
dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.
Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;
sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola
deduktif.
2. Sifat
Karangan Non-Ilmiah :
a).
Emotif
Emotif, artinya
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi.
Seperti menggebu-gebu
seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan
senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang
bertengkar.
b).
Persuasif
Persuasif merupakan penilaian fakta tanpa
bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informative.
c).
Deskriptif
Desktiptif
merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
d). Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
2.2.3 Bentuk
Karangan
1. Prosa
Prosa
terdiri dari :
1). Prosa lama adalah karangan yang
merupakan bentuk karya sastra yang sifatnya penguraian seluruh pikiran dan
persaan serta tidak terikat irama, rima dan jumlah larik.
Macam-macam
prosa lama :
a). Dongeng
adalah cerita yang isinya mengungkapkan sesuatu yang sifatnya khayal.
Macam-macam
dongeng :
a.
Mite adalah dongeng yang
berhubungan dengan kepercayaan. Misalnya : Dongeng Nyi Roro Kidul, Cerita Buaya
jadi-jadian.
b. Legenda adalah dongeng mengenai asal
mula suatu tempat atau mengenai keajaiban alam. Misalnya : Asal Mula Kota
Surabaya, Asal Mula Gunung Tangkuban Perahu, dsb.
c. Fabel adalah dongeng tentang binatang
yang bertingkahlaku seperti manusia. Misalnya : Dongeng Si Kancil ,dsb.
d. Jenaka adalah dongeng yang
menceritakan orang-orang pandir,
malang nasibnya yang pengungkapannya menimbulkan suasana humor. Misalnya :
Cerita Pak Pandir, Joko Bodo, dsb.
b). Sage adalah cerita tentang orang
yang pernah hidup dan berkelana dengan kejadian-kejadian sejarah yang diberi
unsure khayalan dengan tujuan mengagungkan. Misalnya : Calon Arang, Ciung
Wanara, dsb.
C) . Cerita Sejarah adalah cerita
yang menurut kejadian dalam sejarah tetapi ditambah dengan unsur khayal.
Misalnya : Sejarah MElayu, Hikayat Raja-raja Pasai , dsb.
d). Cerita Pelipur Lara adalah
cerita yang dipakai untuk menghibur. Misalnya : Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Si
Miskin dsb.
e). Cerita Berbingkai adalah sebuah
cerita yang di dalam cerita itu terdapat cerita lagi. misalnya : Hikayat Seribu
Satu Malam, Hikayat Bakhtiar dsb.
f). Epos (wiracarita) adalah cerita kepahlawanan bangsa yang hidup
terus-menerus di tengah-tengah bangsa dan masyarakat.
Ada
dua jenis Epos yaitu :
a. Epos Otentik adalah cerita kepahlawanan yang
merupakan cerminan bangsa. Misalnya : Mahabarata dan Ramayana.
b. Epos Imitasi adalah cerita
kepahlawanan yang merupakan khayalan seseorang. Misalnya : Illias dan Odyssea
karya Homerus.
g). Kitab adalah cerita yang berisi hukum,
aturan adat dan agama. Misalnya : Tajus Salatin karya Bukhori Al Jauhari.
2). Prosa baru
Prosa
baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau
budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut :
a). Roman, adalah bentuk prosa baru
yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam
roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek
kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur
bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari
pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain
sebagai berikut:
i). Roman bertendens, yang di dalamnya
terselip maksud tertentu,atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik
oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir
Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
ii).
Roman sosial, memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang
dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh:
Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
iii). Roman sejarah, yaitu roman yang isinya
dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan
seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar,
Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
iv). Roman psikologis, yaitu roman yang lebih
menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh
utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu
oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
b). Novel berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah
bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang
terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau
pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman
condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek
daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus,
Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta
Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
c). Cerpen
adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan
pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik
atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib
pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul
Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo,
Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
d). Riwayat (biografi) adalah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga
pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar
Dewantara.
e). Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu
hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria
tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
f). Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya
(buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui
karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll,
sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya
tersebut dibaca atau dinikmati.
g). Esai adalah ulasan /
kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi
penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun
komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama,
film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat
subjektif atau sangat pribadi.
2.
Puisi
Puisi
adalah karangan yang mengutamakan irama, rima dan kepadatan makna.
1) Unsur-unsur
puisi secara sederhana, yaitu :
Secara sederhana, puisi terbentuk dari
beberapa unsur, yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini
saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan
sebagai berikut :
a) Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah
puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan
keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi
sebuah larik.
b) Larik
(atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik
bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada
puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi
baru tak ada batasan.
c) Bait
merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada
kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat
buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.
d) Bunyi
dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang
ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama
(ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut
ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara
berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata,
perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena
sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat
dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak
hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek
musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar
meskipun tanpa dilagukan.
e) Makna
adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa
menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi
disampaikan.
2)
Unsur-unsur puisi secara detail, yaitu :
a). Struktur
batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
i).
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan
tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris,
bait, maupun makna keseluruhan.
ii).
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis
dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan
dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih
kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak
bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang
terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
iii). Nada
(tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte,
bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah
begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah
pembaca, dll.
iv).
Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong
penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
b).
Struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah
sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi.
Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut :
i).
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi
yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
ii).
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi,
dan urutan kata.
iii).
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan
imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
iv).
Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal
kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll,
sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat
hidup, bumi, kehidupan, dll.
v) Bahasa
figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya
akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,
sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
vi).
Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan
bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup
(1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis
pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi,
persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh,
repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan
kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
3.
Drama
Drama
adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.
Macam-macam
drama :
1).
Drama berdasarkan masanya:
a). Drama
Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama
yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya
bertema kehidupan manusia sehari-hari.
b).
Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama
khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau
kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
2)
Drama berdasarkan isi kandungan cerita :
a) Drama
Komedi
Drama
komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
b) Drama
Tragedi
Drama
tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
c) Drama
Tragedi Komedi
Drama
tragedi komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
d) Opera
Opera
adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
e) Lelucon
/ Dagelan
Lelucon adalah drama yang
lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
f) Operet
/ Operette
Operet
adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
g) Pantomim
Pantomim adalah drama yang
ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
h) Tablau
Tablau adalah drama yang
mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah
pelakunya.
i) Passie
Passie
adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
j) Wayang
Wayang adalah drama yang
pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
2.3 Ciri-ciri Karangan
Ilmiah:
1. logis, maksudnya semua
keterangan yang diketengahkan mempunyai alasan yang dapat diterima akal ;
2. sistematis, yaitu
semua yang dipaparkan disusun dalam urutan yang berkesinambungan;
3. objektif atau
faktual, artinya keterangan yang dikemukakan didasarkan pada apa yang
benar-benar ada atau sesuai dengan fakta ;
4. teruji,
artinya keterangan yang diberikan dapat diuji kebenarannya ;
5. bahasanya
bersifat lugas atau denotatif.
b.
Contoh Karangan Ilmiah:
1. Laporan ialah bentuk
karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan,
digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan.
Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.
2. Makalah
ditulis oleh siswa atau mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi
tertentu. Makalah dapat berupa hasil pembahasan buku atau hasil suatu
pengamatan.
3. Kertas kerja
adalah karangan yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan
dengan pembahasan suatu pokok persoalan, untuk dibacakan dalam rapat kerja,
seminar, simposium, dan sebagainya.
4. Skripsi,
karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda.
Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan,
observasi, atau penelitian lapangan sebagai prasyarat akademis yang harus
ditempuh, dipertahankan dan dipertanggungjawabkan oleh penyusun dalam sidang
ujian.
5. Tesis mempunyai
tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Pernyataan-pernyataan dan
teori dalam tesis didukung oleh argumen-argumen yang lebih kuat, jika
dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen
senior yang bertanngungjawab dalam bidang studi tertentu.
6. Disertasi ialah
karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang
diberikan oleh suatu univesitas. Penulisan desertasi ini di bawah bimbingan promotor
atau dosen yang berpangkat profesor, dan isinya pembahasan masalah yang lebih
kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis.
7. Resensi ialah karya
tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku.
Resensi yang disebut juga timbangan buku atau book review sering disampaikan
kepada sidang pembaca melalui surat kabar atau majalah. Tujuan resensi ialah
memberi pertimbangan den penilaian secara objektif, sehingga masyrakat
mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca ataukah tidak.
2.4 Ciri-ciri karangan non-ilmiah:
1. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2. fakta yang disimpulkan subyektif,
3. gaya bahasa konotatif dan populer,
4. tidak memuat hipotesis,
5. penyajian dibarengi dengan sejarah,
6. bersifat imajinatif,
7. situasi didramatisir, dan
8. bersifat persuasif.
2.5 Ciri-ciri karangan ilmiah populer :
1. Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat
ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian
gagasan pokok yang ingin disampaikan.
2. Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi
sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .
4.
Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku
yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
2.6
Pengertian Metode Ilmiah
Metode Ilmiah adalah atau proses
ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan
proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan
bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika
suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu
teori ilmiah.
Pengertian
metode ilmiah menurut beberapa ahli :
1.
(Almack,
1939) Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
2.
(Ostle,
1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.
Metode Ilmiah memiliki ciri-ciri
keilmuan
1. Rasional:
sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris:
menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca
inderaSistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.
Unsur metode ilmiah
Unsur
utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.
Karakteristik
(pengamatan dan pengukuran).
2.
Hipotesis
(penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran).
3.
Prediksi
(deduksi logis dari hipotesis).
4.
Eksperimen
(pengujian atas semua hal di atas.
Syarat-syarat Metode Ilmiah,
diantaranya
1. Obyektif,
artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta
empiris.
2. Metodik,
artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang
teratur dan terkontrol.
3. Sistematik,
artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.
Universal,
artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau
beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama.
2.7
Tujuan Metode Ilmiah
Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah satu
bentuk harapan untuk masa depan. Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah
kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam
penulisan ilmiah. Dalam penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode
agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikemudian hari.
Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari metode ilmiah :
1. Meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis,
2.
Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis, dan
3.
Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.
2.8
Sikap Ilmiah
1. Sikap Ingin Tahu : apabila menghadapi suatu
masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan
pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera
sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan
kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2. Sikap Kritis : Tidak langsung begitu saja
menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti –
bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus
diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
3. Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana
adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya
sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan
kepentingan dirinya sebagai subjek.
4. Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan
saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen
dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru
dari pengamatan yang dilakukannya.
5. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan
mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran
ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan
penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan
berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal
yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7. Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen
orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima
kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya
2.9 Langkah-langkah Pelaksanaan
Penulisan Ilmiah
Bentuk laporan
penulisan PI, terdiri dari :
1. Bagian Awal
Bagian Awal ini terdiri dari:
1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya
2. Bagian
Tengah.
1. Bab
Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori
3. Metode Penelitian
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran
3. Bagian Akhir.
3.Bagian akhir
terdiri dari:
1. Daftar
Pustaka
2. Lampiran
Penjelasan
secara terinci dari Struktur Penulisan Skripsi dapat dilihat sebagai berikut :
A. Bagian Awal.
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi
yakni sebagai berikut :
1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover
depan Penulisan Skripsi standar sesuai universitas masing – masing mahasiswa.
2. Lembar
Pernyataan
Merupakan
halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil
karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang
lain.
3. Lembar
Pengesahan
Pada Lembar
Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian bawah sendiri juga
disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.
4. Abstraksi
Yakni berisi
ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan
Skripsi dengan maximal 1 halaman.
5. Kata Pengantar
Berisi
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua
Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).
6. Halaman
Daftar Isi
Berisi semua
informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan nomor urut halaman.
7. Halaman
Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram
B. Bagian Tengah.
1. Pendahuluan
Pada Bab
Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a. Latar
Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik
permasalahan yang bersangkutan.
b. Rumusan
Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam
penelitian yang bersangkutan.
c. Batasan
Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang
dikaji dan bagian mana yang tidak.
d. Tujuan
Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian
ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e. Metode
Penelitian
Menjelaskan
cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang
digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku atau
jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan
gabungan kedua metode di atas.
f. Sistematika
Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah
2. Landasan
Teori
Menguraikan
teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan
menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
3. Metode
Penelitian
Menjelaskan
cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang
ada.
4. Analisis
Data dan Pembahasan
Membahas
tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah
yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang
diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5. Kesimpulan
(dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari
penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
C. BAGIAN AKHIR
- Daftar
Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam
penulisan
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan,
grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di
bagian-bagian terkait sebelumnya
Pada dasarnya, hal terpenting
yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan
ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik
adalah :
1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk
Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam
penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata
cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah
tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik.
Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
a. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk
dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat
dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
1. Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2. Ajukan pertanyaan dengan
menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3. Jika kita dapat menjawab dengan
pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita
buat sudah cukup jelas dan tepat.
b. Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah
menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah
ide-ide itu yang akan kita tulis.
c. Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik
tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat
ditempuh dalam memfokuskan topik;
1. Fokuskan topik agar mudah dikelola;
2. Ajukan pertanyaan
2. Mengidentifikasi Pembaca Karya
Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan
pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya
agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus
mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut
perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan
kita tepat sasaran.
3. Menentukan Cakupan Isi Materi
Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan
jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
2.10
Timbangan Buku
Timbangan buku sama dengan kritik buku yaitu pertimbangan
atau pendapat tentang baik buruk sebuah karya yang dapat di sampaikan secara
tertulis maupun lisan oleh siapa saja. Bedah buku adalah pembicaraan mengenai
buku dengan melibatkan beberapa orang atau forum untuk berdiskusi, ada tokoh
atau bahkan pengarangnya sendiri ikut terlibat. Pendapat atau penilaian tentang
buku yang dibedah dapat disimpulkan lebih obyektif karena berdasarkan pendapat
umum.
Dengan demikian antara resensi dan timbangan buku hampir
mirip. Kalau di dalam timbangan buku bisa dilakukan oleh siapa saja (sama
dengan resensi) tetapi kalau bedah buku bisa dilakukan oleh tokoh yang
menguasai atau bahkan pengarangnya sendiri di hadapan para calon pembaca.
2.11 Ringkasan
Bentuk ringkas dari karangan yang masih memperlihatkan sosok
dasr dari aslinya. Inti tidak meninggalkan urutan dasar yang melandasinya.
Dengan kata lain memangkas hal-hal yang lebih kecil yang meliputi gagasan utama
bacaan, kerangka dasar masih tampak jelas.
a.
Pengertian
Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa
yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari
karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku,
bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui
sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara
seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan
yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap
pokok pikiran dan tujuan penulis.
Ciri – ciri ringkasan, yaitu:
·
Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
·
Kerangka dasr masih tampak jelas
·
Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
·
Tujuannya untuk memangkas gagasan.
2.12 Timbangan Pustaka
Timbangan pustaka adalah menimbang atau menilai hasil-hasil
penelitian yang telah Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu
ringkasan, deskripsi, kritik, Perbedaan karangan ragam standart dan non
standart. Resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku Resensi
adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku secara
tertulis yang mengemukakan pendapat seseorang tentang baik buruknya buku
ditinjau dari berbagai sudut. Resensi dapat dilakukan oleh siapa saja.
2.13 Skripsi, Thesis,
dan Disertasi
2.13.1
Skripsi
Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk
mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil
penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang
ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.
Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis
suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis
skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam
memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan
dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk
mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia.
Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh satu atau
dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi tempat
mahasiswa kuliah. Untuk penulisan skripsi yang dibimbing oleh dua orang,
dikenal istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki
peranan yang lebih dominan bila dibanding dengan Pembimbing II.
Proses penyusunan skripsi berbeda-beda antara satu kampus
dengan yang lain. Namun umumnya, proses penyusunan skripsi adalah sebagai
berikut:
- Pengajuan
judul skripsi
- Pengajuan
proposal skripsi
- Seminar
proposal skripsi
- Penelitian
- Setelah
penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya
ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir).
- Mahasiswa
yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses
revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji.
Terdapat
juga proses penyusunan skripsi yang cukup ringkas sebagai berikut:
- Pengajuan
judul skripsi/meminta topik skripsi dari dosen
- Penelitian
dan bimbingan skripsi
- Seminar
- Sidang
- Revisi
Karakteristik
skripsi
- Merupakan
karya ilmiah sehingga harus dihasilkan melalui metode ilmiah.
- Merupakan
laporan tertulis dari hasil penelitian pada salah satu aspek kehidupan
masyarakat atau organisasi (untuk ilmu sosial). Hasil penelitian ini
dikaji dengan merujuk pada suatu fenomena, teori, atau hasil-hasil
penelitian yang relevan yang pernah dilaksanakan sebelumnya.
2.13.2 Thesis
Thesis merupakan karya ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan
melakukan pengujian tehadap suatu hipotesa. jadi misal ada suatu hipotesa atau
atau sesuatu yang masih praduga atau butuh diuji kebenarannya maka dilakukanlah
pengujian terhadap praduga tersebut. tesis sifatnya lebih mendalam daripada
skripsi. tesis ditulis untuk meraih gelar magister (S2)
2.13.3 Disertasi
merupakan karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori baru yang dapat dibuktikan
berdasarkan fakta secara empiris dan objektif.disertasi ini ditulis untuk
meraih gelar doktor (S3)
perbedaan dari ketiga
jenis karya ilmiah itu secara umum adalah perbedaan dalam mendapatkan
gelar. pada skripsi gelar yang akan di dapat adalah sarjana (S1), pada tesis
gelar yang dapat diperoleh adalah magister (S2), dan pada disertasi gelar yang
didapat adalah doktor (S3)
selain perbedaan gelar yang didapat ketiga karya ilmiah tersebut memilik
perbedaan lainnya.disertasi bobot akademisnya lebih besar daripada tesis, dan
tesis bobot akademisnya lebih besar dari skripsi. selain itu permasalahan yang
dibahas dalam ketiga karya ilmiah itu berbeda. pada disertasi permasalahan yang
dibahas lebih luas dan mendalam daripada kedua karya ilmiah lainnya karena
hasil dari disertasi merupakan teori baru atau sesuatu yang baru dan asli
diciptakan. pada tesis permasalahan yang dibahas lebih mendalam daripada
skripsi.
2.14 Karangan Ilmiah Populer
Pengertian karangan ilmiah populer menurut 3 sumber:
- Amir dalam bukunya yang berjudul dasar- dasar Penulisan
Karya ilmiah (tahun 2007;halaman 144) Beliau mengatakan bahwa “Karangan
ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu
pengetahuan dengan teknik yang sederhana mengenai hal- hal tentang
kehidupan sehari- hari”.
- Prof.Dr. Suhardjono dalam bukunya yang berjudul Pedoman
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (tahun 2001;halaman 35) Beliau mengatakan
bahwa “karangan ilmiah populer yaitu pengetahuan ilmiah yang disajikan
dengan tampilan format dan bahasa yang lebih enak dibaca & dipahami,
fakta yang disajikan harus tetap obyektif dan dijiwai dengan kebenaran dan
metode berfikir keilmuan”.
- Aceng Hasani (ikhwal menulis;2005) Karangan ilmiah
populer adalah karangan yang berisi tentang disiplin limu tetapi tidak
mengikuti prosedur karya ilmiah dengan tujuan agar lebih mudah dipahami
oleh berbagai golongan.
Ciri-
ciri Karangan ilmiah Populer
- Karangan
ilmiah populer disusun seperti kerucut terbalik
- Menggunakan
bahasa yang komunikatif.
Kerangka
Karangan Ilmiah Populer
- Pendahuluan
- Tubuh
tulisan
c. Penutup
Langkah-
langkah Menulis Karangan Ilmiah Populer
- Menelaah
tema
- Menguji
kelayakan topic
- Mengumpulkan
bahan sumber tulisan
- Menyusun
kerangka
- Mengembangkan
kerangka (Soesena, 1993: 77)
2.15
Jurnal
Jurnal ilmiah adalah majalah publikasi yang memuat KTI
(Karya Tulis Ilmiah) yang secara nyata mengandung data dan informasi yang
mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta
diterbitkan secara berkala.
Jurnal
ilmiah wajib memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut :
- Memiliki International
Standard Serial Number (ISSN).
- Memiliki
mitra bestari paling sedikit 4 (empat) orang.
- Diterbitkan
secara teratur dengan frekuensi paling sedikit dua kali dalam setahun,
kecuali majalah ilmiah dengan cakupan keilmuan spesialisasi dengan
frekuensi satu kali dalam satu tahun.
- Bertiras
tiap kali penerbitan paling sedikit berjumlah 300 eksemplar, kecuali
majalah ilmiah yang menerbitkan sistem jurnal elektronik (e-journal)
dan majalah ilmiah yang menerapkan sistem daring (online) dengan
persyaratan sama dengan persyaratan majalah ilmiah tercetak.
- Memuat
artikel utama tiap kali penerbitan berjumlah paling sedikit 5 (lima),
selain dapat ditambahkan dengan artikel komunikasi pendek yang dibatasi
paling banyak 3 (tiga) buah.
Sumber data dan informasi ilmiah yang dijadikan dasar dalam
penyusunan KTI (karya tulis ilmiah) seperti jurnal ilmiah adalah tulisan yang
mengandung data dan informasi yang memajukan iptek serta ditulis sesuai
kaidah-kaidah ilmiah.
Kaidah
KTI (karya tulis ilmiah) terdiri atas sifat-sifat berikut :
- Logis,
berarti berunutan penjelasan dari data dan informasi yang masuk ke dalam
logika pemikiran kebenaran ilmu.
- Obyektif,
berarti data dan informasi sesuai dengan fakta kebenarannya.
- Sistematis,
berarti sumber data dan informasi yang diperoleh dari hasil kajian dengan
mengikuti urutan pola pikir yang sistematis atau litbang yang
konsisten/berkelanjutan.
- Andal,
berarti data dan informasi yang telah teruji dan sahih serta masih
memungkinkan untuk terus dikaji ulang.
- Desain,
berarti terencanakan dan memiliki rancangan, dan
- Akumulatif,
berarti kumpulan dari berbagai sumber yang diakui kebenaran dan
keberadaannya serta memberikan kontribusi bagi khasanah iptek yang sedang
berkembang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dibahas dalam bab
sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Karangan adalah
hasil tulisan yang mengungkapkan ide, perapsaan, atau pemikiran pengarang dalam
satu kesatuan tema yang utuh dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami.
Setiap karangan mengandung
ide dari pengarang, proses mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk
yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk
itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk
menjadi suatu topik atau pokok soal karangan yang memadai.
Macam-macam karangan, yaitu
Deskripsi, Eksposisi, Persuasi, Argumentasi, dan Narasi.
Sifat karangan di bedakan
berdasarkan jenis karangannya. Karangan ilmiah bersifat : Objektif, Metodis dan
sistematis, netral, dan logis. Sedangkan karangan non-ilmiah bersifat : emotif,
persuasif, desktriptif, dan jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti. Bentuk
karangan seperti prosa, puisi, dan drama.
Karangan ilmiah ialah
karangan yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, penelitian, atau
peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika
tertentu, dan yang isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Contoh
karangan ilmiah yaitu laporan, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi
dan resensi.
Karangan
non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal). Contoh karangan non-ilmiah yaitu dongeng,
cerpen, novel, drama, dan roman.
Pengertian metode ilmiah adalah
suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan
proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
Sumber :