TEORI ORGANISASI
UMUM2
BAB
3&4
BEKERJASAMA
DALAM KELOMPOK (TEAM)
A.
Pengertian
dan karakteristik kelompok
1. Pengertian
Kelompok
adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling
bergantung (interpendendet) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama,
menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968;
Lewin, 1948).
Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yg terlibat
dalam interaksi pada suatu pertemuan tatap muka, di mana setiap anggota
mendapat kesan yg jelas, sehingga seseorang baik di saat timbul pertanyaan
maupun sesudahnya dpt memberikan tanggapan kepada yang lainnya.
Menurut ADLER & RODMAN, Kelompok
adalah sekumpulan kecil orang yg saling berinteraksi, biasanya tatap muka dlm
waktu yg lama guna mencapai tujuan tertentu. Ada 4 elemen kelompok
yaitu: interaksi, waktu, ukuran, tujuan.
2. Karakteristik Kelompok
Karakteristik
Kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:
1.
Interaksi → Fisik, verbal, nonverbal, emosional
2.
Struktur → Pola hubungan yang stabil diantara anggota
- Role
yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki
- Norma
: Aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat
-
Relasi antar anggota
3.
Tujuan
-
Intrinsik
-
Ekstrinsik (tujuan bersama):
a.
Faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)
b.
Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai
4.
Groupness → entitavity (kesatuan) : Tingkat dimana kesatuan kekuatan
tunggal
menyatu
5.
Ketergantungan Dinamis
B. Tahapan Pembentukan Kelompok
Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok
pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada
1965. Teori ini dikenal sebagai
salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik
dan menghasilkan banyak ide-ide
lain setelah konsep ini dicetuskan.
Teori ini memfokuskan pada cara
suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari
awal pembentukan kelompok hingga
proyek selesai.
Selanjutnya Tuckman menambahkan
tahap kelima yaitu adjourning dan transforming
untuk melengkapi teori ini.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru
saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri
dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka
belum saling mengenal dan belum
bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk
merencanakan, mengumpulkan
infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok mulai
mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas
yang mereka hadapi. Mereka
membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus
merka selesaikan, bagaimana
fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan
seperti apa yang dapat mereka
terima. Anggota kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasikan ide-ide dan
perspektif mereka masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap
storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa
kelompok yang mandek pada tahap
ini.
Tahap storming sangatlah penting
untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa
saja menyakitkan bagi anggota
kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok
harus memiliki toleransi terhadap
perbedaan yang ada.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan
konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung
jawab telah jelas. Kelompok mulai
menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan
yang mereka buat mengenai
aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan.
Pada tahap ini, anggota kelompok
mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi
penting masing-masing anggota untuk kelmpok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok pada tahap ini dapat
berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan
lancar dan efektif tanpa ada
konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota
kelompok saling tergantung satu
sama lainnya dan mereka saling respek dalam
berkomunikasi.
Supervisor dari kelompok ini
bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak
diambil oleh kelompok.
Tahap 5 – Adjourning dan
Transforming
Ini adalah tahap yang terakhir
dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan
diri. Kelompok bisa saja kembali pada
tahap manapun ketika mereka mengalami
perubahan (transforming).
Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada
perubahan anggota kelompok.
Keunggulan dari teori ini adalah
menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu
kelompok. Sementara itu keterbatasannya
antara lain:
· Model ini didesain untuk
menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok
dengan ukuran kecil
· Pada kenyataannya, proses
kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori
Tuckman, namun lebih bersifat
siklus.
· Karakteristik tiap tahap tidak
selalu saklek seperti itu. Karena model ini
berkaitan dengan perilaku
manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah
kelompok berpindah dari satu
tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi
tumpang tindih antar tahap
tersebut.
· Model ini tidak memperhitungkan
peranan yang harus diambil individu dalam
kelompok
· Tidak ada pedoman mengenai
jangka waktu mengenai perpindahan dari satu
tahap ke tahap lainnya.
4. Kekuatan Team Work
Teamwork disini artinya kemampuan
bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hal ini hanya akan
terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari
bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri.
Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi,
dalam teamwork yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai
target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara
positif.
Secara umum, untuk membangun
teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat :
1. Jangan bersikap
individualistis.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.
2. Berikan kontribusi
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.
3. Bersikap fleksibel
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.
4. Komunikasi
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.
5. Komitmen
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.
6. Kepercayaan dan Saling
Menghargai
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
7. Patuhilah Pemimpin
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.
C. Kekuatan Team Work
Team
work
Teamwork adalah "pekerjaan yang
dilakukan oleh beberapa asosiasi dengan masing-masing melakukan bagian tetapi
semua mensubordinasi keunggulan pribadi untuk efisiensi
keseluruhan".
Dalam teknik akuntansi lingkungan
bisnis dapat digunakan untuk memberikan tindakan keuangan manfaat kerja sama
tim yang berguna untuk membenarkan konsep. Teamwork semakin dianjurkan oleh
pembuat kebijakan perawatan kesehatan sebagai sarana menjamin kualitas dan
keamanan dalam pengiriman layanan, sebuah komite dari Institute of Medicine
merekomendasikan pada tahun 2000 bahwa program keselamatan pasien
"mendirikan program pelatihan tim interdisipliner bagi penyedia yang
menggabungkan metode terbukti pelatihan tim, seperti simulasi."
Dalam perawatan kesehatan, analisis
konsep sistematis pada tahun 2008 menyimpulkan kerja sama tim untuk menjadi
"sebuah proses dinamis yang melibatkan dua atau lebih profesional
kesehatan dengan latar belakang pelengkap dan keterampilan, berbagi tujuan
kesehatan umum dan berolahraga upaya fisik dan mental bersama dalam menilai,
merencanakan, atau mengevaluasi perawatan pasien . " Di tempat lain kerja
sama tim didefinisikan sebagai" perilaku-perilaku yang memfasilitasi
interaksi anggota tim yang efektif, "dengan" tim "didefinisikan
sebagai" sekelompok dua atau lebih individu yang melakukan beberapa tugas
yang terkait dengan pekerjaan, berinteraksi satu sama lain secara dinamis,
memiliki masa lalu bersama, memiliki berbagi masa mendatang, dan berbagi nasib
yang sama "[definisi lain untuk kerja sama tim yang diusulkan pada tahun
2008 adalah" komponen saling tergantung kinerja yang diperlukan untuk secara
efektif mengkoordinasikan kinerja beberapa individu. ", seperti itu, kerja
sama tim" bersarang di dalam "konsep yang lebih luas dari kinerja tim
yang juga termasuk tingkat-individu taskwork . A 2012 tinjauan literatur
akademik menemukan bahwa kata" kerja tim "telah digunakan"
sebagai mencakup semuanya untuk merujuk pada sejumlah proses perilaku dan
negara muncul. "
Manfaat Teamwork
- Pemecahan masalah: Sebuah otak tunggal tidak dapat
memantul ide yang berbeda dari satu sama lain. Setiap anggota tim memiliki
tanggung jawab untuk berkontribusi sama dan menawarkan perspektif unik
mereka terhadap masalah untuk sampai pada solusi terbaik. Teamwork dapat
menyebabkan keputusan yang lebih baik, produk, atau jasa. Kualitas kerja
tim dapat diukur dengan menganalisis enam komponen berikut kolaborasi
antara anggota tim:. Komunikasi, koordinasi, keseimbangan kontribusi
anggota, saling mendukung, usaha, dan kohesi Dalam satu studi, kerja
tim kualitas yang diukur dengan cara ini berkorelasi dengan kinerja tim di
bidang efektivitas (yaitu, menghasilkan kualitas kerja yang tinggi) dan
efisiensi (yaitu, jadwal pertemuan dan anggaran) A 2008 meta-analisis
juga menemukan hubungan antara kerja tim dan keefektifan tim.
- Menyelesaikan tugas-tugas lebih cepat: Satu orang
mengambil beberapa tugas tidak akan bisa tampil di kecepatan yang sama
sebagai sebuah tim bisa. Ketika orang bekerja bersama-sama mereka dapat
menyelesaikan tugas-tugas lebih cepat dengan membagi pekerjaan kepada
orang-orang dari kemampuan dan pengetahuan yang berbeda.
- Persaingan
yang sehat: Sebuah persaingan yang sehat dalam kelompok dapat digunakan
untuk memotivasi individu dan membantu tim unggul.
- Mengembangkan Hubungan: Sebuah tim yang terus bekerja
sama akhirnya akan mengembangkan peningkatan tingkat ikatan. Hal ini dapat
membantu orang menghindari konflik yang tidak perlu karena mereka telah
menjadi akrab satu sama lain melalui kerja tim. Peringkat anggota tim
kepuasan mereka dengan tim berkorelasi dengan tingkat proses kerja tim
ini.
- Setiap orang memiliki kualitas yang unik: Setiap
anggota tim dapat menawarkan pengetahuan yang unik dan kemampuan untuk
membantu meningkatkan anggota tim lainnya. Melalui kerja tim berbagi
kualitas ini akan memungkinkan anggota tim untuk menjadi lebih produktif
di masa depan.
- Dalam
kesehatan: kerja sama tim dikaitkan dengan peningkatan keselamatan pasien.
D. Implikasi Manajerial
Dalam
dunia kerja yang sangat kompleks sekarang, orang tidak dapat bekerja
sendiri-sendiri sebagai single fighter, tapi saling bergantung satu sama lain
untuk mencapai kesuksesan. Kondisi interpendensi ini membuat kemampuan
manajerial seorang team leader di tempat kerja menjadi bertambah penting. Trend
teori-teori manajemen modernpun juga mengarah kesana.
Kemampuan manajerial adalah
kemampuan untuk mengatur, mengkoordinasikan dan mengerakkan para bawahan kearah
penyapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi, tak soal apakah organisasi
itu kecil atau besar. Dalam organisasi yang besar kesempatan manajer untuk
mengadakan kontak dengan seluruh bawahan relative kecil sekali. Lebih-lebih
dalam organisasi yang besar ruang lingkupnya operasinya nasional atau
internasional. Dengan demikian kegiatan mengintegrasikan, mengkoordinasikan dan
menggerakkan para bawahan oleh team leader sebagai manajer puncak dilakukan
melalui pendelegasian wewenang kepada manajer menengah dan manajer pengawas.
Kemampuan manajer itu sendiri adalah
sesuatu yang tidak given. Kemampuan itu lahir dari suatu proses yang panjangnya
yang terjadi secara perlahan-lahan melalui proses pengamatan dan belajar. Bukti
dari kemampuan manajerial adalah sejauh mana team kerja mereka mampu berkinerja
secara optimal. Dalam hal ini team leader pimpinan disemua tingkatan haruslah
mampu menunjukkan bahwa mereka sanggup dekat secara emosional pada bawahan
sehingga bawahan memberikan dukungan dengan komitmen yang kuat pada team
kerjanya.
Adanya kinerja manajerial yang
dihasilkan merupakan bukti bahwa mereka mampu secara memahami secara jelas
kinerja yang diharapkan dari kegiatan mereka Kinerja tentu yang diharapkan dari
manajer akan menentukan peran yang disandang oleh team leader akan menentukan
bakat dan kemampuan apa yang diperlukan untuk menentukan kinerja melalui
peranyang dimiliki oleh team leader tentang peran mereka yang tidak akan
menghasilkan kinerja tertentu yang diharapkan dari mereka, jika tidak disertai
dengan usaha keras mereka.
DAFTAR PUSTAKA
http://liuvitapranggarani.wordpress.com/2013/10/23/72/