Nama : Siti Fathiyah Wardati
Npm : 17112051
Kelas : 2ka39
BAB 1 & 2
ETIKA MENULIS BLOG
Blog saat ini
dikenal sebagai salah satu media online yang sangat berpengaruh untuk menyuarakan buah pikiran. Sebagai media
online, blog adalah sarana berkomunikasi secara online. Para penulis blog yang
biasa disebut blogger, berasa dari berbagai kalangan. Meski tak semua memiliki
latar belakang jurnalistik, melalui media online yang sangat mudah diakses oleh
para pengguna internet ini, siapa pun sekarang bisa mempublikasikan tulisannya.
Ber bagai komunitas blog pun membuat kekuatan blogger dalam menyuarakan pesan mereka secara online tak diragukan lagi. Bahkan blog yang dimanfaatkan sebagai media publikasi tulisan-tulisan yang sifatnya akademik maupun ilmiah, telah banyak dijadikan rujukan bagi berbagai penelitian.
Ber bagai komunitas blog pun membuat kekuatan blogger dalam menyuarakan pesan mereka secara online tak diragukan lagi. Bahkan blog yang dimanfaatkan sebagai media publikasi tulisan-tulisan yang sifatnya akademik maupun ilmiah, telah banyak dijadikan rujukan bagi berbagai penelitian.
Layaknya sebuah tulisan yang bisa
diakses dan dibaca oleh semua pengguna internet, tentunya dalam menulis blog
diperlukan juga aturan-aturan yang menyangkut etika dalam berkomunikasi online.
Beberapa tahun belakangan ini, untuk meningkatkan kualitas blog
dan tulisan para blogger itu sendiri, ada beberapa aturan baik tertulis maupun
tak tertulis. Yang tertulis, tentunya berkaitan dengan implikasi hukum dari
sebuah tulisan yang dipublikasi melalui blog.
Sejumlah aturan hukum menjadi 'alat pemaksa' bagi para pengguna internet
agar lebih berhati-hati dalam menulis di blog mereka. Di Indonesia ada Undang-Undang ITE,
Undang-Undang Pers, dan KUHP yang bisa menjerat penulis blog yang dianggap
melanggar hukum. Selain itu Undang-Undang di bidang HAKI pun juga berfungsi
untuk melindungi hak kekayaan intelektual blogger atau pengguna internet pada umumnya
Sedangkan aturan yang tidak tertulis
bagi blogger saat ini dikenal dengan istilah 'Blogging Ethics' atau 'Etika
Menulis Blog'. Bicara soal etika ini tingkatannya tentu saja sangat tinggi,
karena etika selalu berdampingan dengan norma. Hal yang dirasakan ‘baik’ atau
‘tidak baik’ oleh manusia dan belum terumuskan dalam hukum formal Negara, sebagian merupakan ranah etika di
samping ranah agama. Itu sebabnya, sampai saat ini pun sebenarnya,
'Blogging Ethics' masih menjadi sesuatu yang kontroversial, dalam arti belum disepakati
secara jelas, batas-batas apa
saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang blogger.
Bicara soal Etika, dalam kata itu terkandung 3 pengertian :
Nilai-nilai/Norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku.Kumpulan asas atau nilai moral, misalnya kode etik. Ilmu tentang ‘baik’ atau‘buruk’.
Secara Etimologi, Etika berasal dari bahasa Yunani : ETHOS yang artinya WATAK. Sedangkan MORAL berasal dari kata MOS (bentuk tunggal) atau MORES (jamak) yang artinya KEBIASAAN.
Menurut Prof. DR. Nina W. Syam, M.S, etika sebagai ilmu sendiri sebenarnya menyelidiki tentang tingkah laku moral yang dapat didekati melalui 3 cara, yaitu :
1. Etika Deskriptif
Cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Ia bersifat netral dan hanya memaparkan moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan, atau subkultur tertentu.
2. Etika Normatif
Mendasarkan pada norma, mempersoalkan apakah norma bisa diterima seseorang/masyarakat secara kritis, menyangkut apakah sesuatu itu benar/tidak. Terbagi 2, yaitu Umum dan Khusus.
Umum: menekankan pada tema-tema umum seperti mengapa norma mengikat? Bagaimana hubungannya antara tanggung jawab dan kebebasan? Dll.
Khusus: upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip etika umum ke dalam perilaku manusia.
3. Metaetika
Menganalisis logika perbuatan dalam kaitannya dengan 'baik' atau 'buruk'.
Jika teori etika di atas dikaitkan dengan kehidupan nyata dalam masyarakat, tentunya akan menyangkut beberapa hal seperti :
Perkembangan hidup masyarakat yang dihadapkan pada banyak pandangan moral yang bermacam-macam.
Modernisasi yang melanda segala bidang kehidupan masyarakat yang berakibat pada perubahan cara pikir. Kemampuan menghadapi ideologi-ideologi asing yang mempengaruhi
Karena luasnya cakupan Etika sebagai ilmu itulah, hingga saat ini, boleh dibilang, antar blogger pun belum ada kesepakatan yang pasti mengenai Blogging Ethics itu sendiri, selain hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah.
Saya sendiri berpendapat, dalam hal ini agar para blogger Indonesia lebih dapat membudayakan etika menulis blog, lebih suka mengajak untuk bersepakat mengenai hal-hal yang baik dan benar dalam menulis blog masing-masing.
Di bawah ini, hal-hal penting yang tidak tertulis tetapi saya yakin dapat disetujui oleh para blogger untuk melindungi diri mereka sendiri dan agar terhindar dari masalah yang tidak perlu.
1. Mencantumkan Sumber
Seringkali kita mendapatkan informasi dari berbagai media online lain pada saat ingin menulis di blog. Secara hukum, mengutip beberapa kata memang tidak akan melanggar hukum, dan dalam UU HAKI masih termasuk kategori yang disebut 'Fair Use'. Akan tetapi, secara etika dan moral, jika ingin mengutip, cantumkan sumber yang kita kutip, misalnya : nama penulis, dan alamat web atau blog di mana kita mengutipnya, jika memungkinkan gunakan 'link back'.
2. Meminta Izin
Meski mengutip beberapa kata atau kalimat masih masuk dalam kategori 'Fair Use' sesuai dengan UU HAKI, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pemilik aslinya akan berkeberatan dan menimbulkan masalah di belakang hari. Meminta ijin dari pemilik tulisan/foto/gambar akan lebih baik dan lebih beretika mengingat kita sendiri pun belum tentu akan suka jika karya kita dicopy atau dipakai orang lain tanpa ijin.
3. Bebas Tetapi Tidak Melanggar Hak Orang Lain
Jangan karena beranggapan blog ini adalah blog pribadi kita, maka kita bebas menulis dan memposting apa saja tanpa batas (tulisan, foto, gambar, lagu) dan melanggar hak orang lain. Perlu kita tanamkan dalam pikiran dan hati kita, bahwa pengunjung blog bisa siapa saja dan datang dari mana saja. Hindari hal-hal yang melanggar hak orang lain.
Bicara soal Etika, dalam kata itu terkandung 3 pengertian :
Nilai-nilai/Norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku.Kumpulan asas atau nilai moral, misalnya kode etik. Ilmu tentang ‘baik’ atau‘buruk’.
Secara Etimologi, Etika berasal dari bahasa Yunani : ETHOS yang artinya WATAK. Sedangkan MORAL berasal dari kata MOS (bentuk tunggal) atau MORES (jamak) yang artinya KEBIASAAN.
Menurut Prof. DR. Nina W. Syam, M.S, etika sebagai ilmu sendiri sebenarnya menyelidiki tentang tingkah laku moral yang dapat didekati melalui 3 cara, yaitu :
1. Etika Deskriptif
Cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Ia bersifat netral dan hanya memaparkan moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan, atau subkultur tertentu.
2. Etika Normatif
Mendasarkan pada norma, mempersoalkan apakah norma bisa diterima seseorang/masyarakat secara kritis, menyangkut apakah sesuatu itu benar/tidak. Terbagi 2, yaitu Umum dan Khusus.
Umum: menekankan pada tema-tema umum seperti mengapa norma mengikat? Bagaimana hubungannya antara tanggung jawab dan kebebasan? Dll.
Khusus: upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip etika umum ke dalam perilaku manusia.
3. Metaetika
Menganalisis logika perbuatan dalam kaitannya dengan 'baik' atau 'buruk'.
Jika teori etika di atas dikaitkan dengan kehidupan nyata dalam masyarakat, tentunya akan menyangkut beberapa hal seperti :
Perkembangan hidup masyarakat yang dihadapkan pada banyak pandangan moral yang bermacam-macam.
Modernisasi yang melanda segala bidang kehidupan masyarakat yang berakibat pada perubahan cara pikir. Kemampuan menghadapi ideologi-ideologi asing yang mempengaruhi
Karena luasnya cakupan Etika sebagai ilmu itulah, hingga saat ini, boleh dibilang, antar blogger pun belum ada kesepakatan yang pasti mengenai Blogging Ethics itu sendiri, selain hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah.
Saya sendiri berpendapat, dalam hal ini agar para blogger Indonesia lebih dapat membudayakan etika menulis blog, lebih suka mengajak untuk bersepakat mengenai hal-hal yang baik dan benar dalam menulis blog masing-masing.
Di bawah ini, hal-hal penting yang tidak tertulis tetapi saya yakin dapat disetujui oleh para blogger untuk melindungi diri mereka sendiri dan agar terhindar dari masalah yang tidak perlu.
1. Mencantumkan Sumber
Seringkali kita mendapatkan informasi dari berbagai media online lain pada saat ingin menulis di blog. Secara hukum, mengutip beberapa kata memang tidak akan melanggar hukum, dan dalam UU HAKI masih termasuk kategori yang disebut 'Fair Use'. Akan tetapi, secara etika dan moral, jika ingin mengutip, cantumkan sumber yang kita kutip, misalnya : nama penulis, dan alamat web atau blog di mana kita mengutipnya, jika memungkinkan gunakan 'link back'.
2. Meminta Izin
Meski mengutip beberapa kata atau kalimat masih masuk dalam kategori 'Fair Use' sesuai dengan UU HAKI, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pemilik aslinya akan berkeberatan dan menimbulkan masalah di belakang hari. Meminta ijin dari pemilik tulisan/foto/gambar akan lebih baik dan lebih beretika mengingat kita sendiri pun belum tentu akan suka jika karya kita dicopy atau dipakai orang lain tanpa ijin.
3. Bebas Tetapi Tidak Melanggar Hak Orang Lain
Jangan karena beranggapan blog ini adalah blog pribadi kita, maka kita bebas menulis dan memposting apa saja tanpa batas (tulisan, foto, gambar, lagu) dan melanggar hak orang lain. Perlu kita tanamkan dalam pikiran dan hati kita, bahwa pengunjung blog bisa siapa saja dan datang dari mana saja. Hindari hal-hal yang melanggar hak orang lain.
BAB 1 DAN 2
TEORI ORGANISASI UMUM 2
Pengertian Komunikasi
Kehidupan
manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi merupakan bagian integral
sistem dan tatanan kehidupan manusia
atau masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada setiap aspek
kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur di pagi hari sampai
dengan manusia beranjak tidur pada malam hari. Sepanjang hari apa yang kita
lakukan dalam aktivitas komunikasi? Kita dapat menghitung dari waktu ke waktu,
selalu terlibat dalam aktivitas komunikasi yang kita lakukan untuk mengobrol,
membaca koran, mendengarkan radio, menonton acara televisi, menggunakan
komputer, belajar ,dsb.
Sekarang apa yang dimaksud dengan
komunikasi itu? Ada yang berpendapat bahwa komunikasi merupakan sebuah proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu.
Ada pula yang menyebutkan komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan
(berupa lambang, suara, gambar,dll) dari sumber kepada sasaran (audience)dengan
menggunakan saluran tertentu. Hal ini dapat digambarkan melalui sebuah
percakapan sebagai bentuk awal dari sebuah komunikasi, orang yang sedang
berbicara adalah sumber(source) dari komunikasi atau dengan istilah lain
disebut sebagai komunikator. Orang yang sedang mendengarkan disebut sebagai
audience,sasaran,pendengar atau komunikan, apa yang disampaikan oleh orang yang
sedang berbicara disebut sebagai pesan, sedangkan kata
Untuk memahami pengertian komunikasi
terlebih dahulu dijelaskan pengertian komunikasi secara umum kata komunikasi berasal
dari bahasa latin communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran
pikiran”. Jadi, secara garis besar dalam suatu proses komunikasi haruslah
terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan
pengertian antara komunikator (penyebaran pesan) dan komunikan (penerima
pesan).
Proses komunikasi dapat diartikan
sebagai `transfer informasi` atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai
komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling
pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses
komuikasi, komunikator mengirimkan pesan /informasi kepada komunikan sebagai
sasaran komunikasi.
Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar
sebagai berikut:
1.
Komunkasi adalah
proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa
dengan efek apa (Laswell).
2.
Komunikasi
merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang
lain dengan maksud tertentu.
3.
Komunikasi
merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik,
seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat
sosialisasaikan secara langsung/tatap muka atau melalui media lain (tulisan,
oral dan visual) (Kalfried knappy).
4.
Komunikasi
berarti suatu mekanisme suatu hubungan manusia dilakukan dengan mengartikna
simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley).
Dari beberapa definisi tersebut, maka kita dapat
golongkan ada tiga pengertian utama komunikasi
yaitu pengertian secara etimologis, terminologis dan paradigmatis.
1.
Secara
etimologis, komunikasi dipelajari menurtu asal-usul kata yaitu komunikasi
berasal dari bahasa latin `communicatio` dan perkataan ini bersumber pada kata
`comminis` yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikom
perunikasikan.
2.
Secara
terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain.
3.
Secara
paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen
berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Contohnya adalah ceramah , kuliah, dakwah, diplomasi, dsb. Demikian
pula pemberitaan surat kabar dan majalah , penyiaran radio dan televisi atau pertunjukkan
film di gedung bioskop, dll.
Arti Penting Komunikasi
Kemudian seberapa penting komunikasi
dalam kehidupan manusia? Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang
menyatakan bahwa persentase waktu yang digunakan dalam proses komunikasi adalah
sangat besar, berkisar antara 75% sampai 90% dari jumlah waktu yang digunakan
dalam proses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk menulis, 10% untuk membaca,
35% untuk berbicara dan 50% untuk mendengar.
Hal tersebut membuktikan betapa vitalnya
komunikasi dalam tatanan kehidupan sosial manusia. Dengan kata lain komunikasi
telah menjadi `jantung` dari kehidupan kita, komunikasi sudah menjadi bagian
dari kegiatan kita sehari-hari jarang disadari bahwa pada prinsipnya tidak
seorangpun dapat melepaskannya dari aktivitas komunikasi.
Oleh karena itu, komunikasi memegang
peranan sangat penting dalam kaitannya dengan pembentukkan masyarakat. Dalam
fenomena ini manusia terlibat dalam kegiatan komunikasi dalam kehidupan manusia
sosial, sehinga manusia dapat saling `berdekatan` dalam suatu komunitas,
seperti dikatakan oleh Tannen (1996) bahwa kita butuh saling berdekatan agar
merasa berada dalam suatu komunitas dan tidak merasa sendirian didunia.
Beberapa alasan pentingnya Komunikasi:
a. Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
b. Komunikasi menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
c. Komunikasi membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan meningkatan motivasi untuk melibatkan kinerja yang baik, dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
d. Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega, dan orang-orang di dalam organisasi dan di luar organisasi.
e. Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
f. Komunikasi meminimalkan permasalahan-permasalahan di dalam keorganisasian seperti konflik, stress, demotifasi dan loyalitas
a. Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
b. Komunikasi menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
c. Komunikasi membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan meningkatan motivasi untuk melibatkan kinerja yang baik, dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
d. Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega, dan orang-orang di dalam organisasi dan di luar organisasi.
e. Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
f. Komunikasi meminimalkan permasalahan-permasalahan di dalam keorganisasian seperti konflik, stress, demotifasi dan loyalitas
Jenis Dan Proses Komunikasi
Jenis-jenis Komunikasi
1. KOMUNIKASI MENURUT CARA PENYAMPAIAN
Pada dasarnya setiap orang dapat
berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain mahluk individu juga
sekaligus mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk
berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang dapat secara trampil
berkomunikasi, oleh karena itu perlu dikenali berbagai cara penyampaian
informasi.
Kiranya tidak terlalu sulit untuk
mengenali cara-cara penyampaian informasi dalam komunikasi,
karena pada dasarnya kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut cara penyampaian informasi dapat
dibedakan menjadi :
a.
Komunikasi Lisan
·
Komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi
oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua
orang, wawancara maupun rapat dan sebagainya.
· Komunikasi yang
terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi
lewat telepon dan sebagainya.
b.
Komunikasi Tertulis
Komunikasi Tertulis adalah komunikasi
yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita
yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan
maksud-maksud tertentu.
Contoh-contoh komunikasi tertulis ini antara lain:
- Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
- Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
- Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
- Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.
Dalam
berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan
komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi
tertulis tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian
yang berbeda dari yang dimaksud.
2. KOMUNIKASI MENURUT KELANGSUNGANNYA
Di dalam proses
komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut
sebagai berikut :
l. Komunikasi
Langsung
Proses komunikasinya
dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi
Tidak Langsung
Proses komunikasinya
dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media
komunikasi.
3. KOMUNIKASI MENURUT PERILAKU
Komunikasi merupakan hasil belajar
manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun
posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
l. Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota
organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur
organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar
dan sebagainya.
2. Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu
organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan
tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap
kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan
sebagainya.
3. Komunikasi Nonformal
Komunikasi yang terjadi
antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan
dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan
tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Maka dapat diketahui bahwa komunikasi
formal, informal dan nonformal saling berhubungan,
dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan
komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta
dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.
4. KOMUNIKASI MENURUT MAKSUD KOMUNIKASI
Bila diperhatikan dengan seksama, maka
dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif dari
komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan oleh
komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan
sebagai berikut:
- Pidato
- Ceramah
- Memberi prasaran
- Wawancara
- Memberi perintah atau tugas
Dengan
demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian
pula kemafipuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan
proses komunikasinya.
5. KOMUNIKASI MENURUT RUANG LINGKUP
Ruang lingkup terjadinya komunikasi
merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka dalam komunikasi menurut ruang
lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:
l. Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang
lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara
anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi Internal ini dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu :
Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi
dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan
sebagainya.
Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup
organisasi/ kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang
lingkup organisasi atau kantor diantara orang - orang yang mempunyai
kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara
organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi
atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
- Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya
- Konperensi pers( press release )
- Siaran televisi, radio, dan sebagainya
- Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya
Komunikasi
eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian,kepercayaan, bantuan dan
kerjasama dengan masyarakat.
6. KOMUNIKASI MENURUT ALIRAN INFORMASI
Informasi merupakan muatan yang menjadi
bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu arah informasi tersebut akan
menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi. Komunikasi
menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Komunikasi satu
arah ( simplex )
Komunikasi
yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication ). Pada
umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang
terjadi karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga
kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan pimpinan.
- Komunikasi dua arah ( duplex )
Komunikasi
yang bersifat timbal balik ( two ways communication ). Dalam hal ini
komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada
komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak
dan dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.
- Komunikasi ke atas
Komunikasi
yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
- Komunikasi ke bawah
Komunikasi
yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
- Komunikasi ke samping
Komunikasi
yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
Dengan demikian arah informasi tersebut
akan dianut sebagai bentuk interaksi komunikasinya.
7. KOMUNIKASI MENURUT JARINGAN KERJA
Di dalam sebuah organisasi atau
perusahaan komunikasi akan terlaksana menurut sistem yang ditetapkannya dalam
jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi
menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti
pola komunikasi formal.
Komunikasi
jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran
komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran komunikasi lebih singkat
dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi ini terjadi melalui
satu'sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
8. KOMUNIKASI MENURUT PERANAN INDIVIDU
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang
kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok maupun secara individual. Dalam
komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses
komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
Komunikasi ini terlaksana baik secara
nonformal maupun informal, yang jelas individu yang bertindak sebagai
komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang lain.
Komunikasi
antara individu dengan lingkungan yang lebih
luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu
yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan
lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi antara individu dengan
dua kelompok atau lebih.
Dalam komunikasi ini individu berperanan
sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan
yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
9. KOMUNIKASI MENURUT JUMLAH YANG BERKOMUNIKASI
Komunikasi selalu terjadi diantara sesama manusia
baik itu perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu jumlah yang berkomunikasi
akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri, disamping sifat clan tujuan
komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan sebagai berikut :
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini merupakan komunikasi dengan
diri-sendiri baik disadari atau tidak, misalnya berpikir.
Komunikasi Perseorangan
(Interpersonal/antarpribadi)
Komunikasi yang terjadi secara
perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan
yang bersifat pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan secara
langsung maupun lewat telepon namun tetap terjadi secara perseorangan.
10. DARI SEGI KEMASAN PESAN
komunikasi dapt dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan nonverbal (diwakili bahasa isyarat).Komunikasi verbal
: diwakili dalam penyebutan kata-kata,yang pengukapannya dapat dengan lisan
atau tertulis.Komunikasi non verbal : terlihat dalam ekspresi atau mimik
wajah,gerakan tangan,mata dan bagian tubuh lainnya.
Proses
Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah
mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikan
adalah sebuah proses, sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu, Joseph De Vito
(1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi, hal tersebut dimaksudkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponen saling terkait,
bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan
keseluruhan.
Dalam setiap transaksi, setiap elemen
berkait secara intergral dengan elemen yang lain artinya elemen-elemen
komunikasi saling bergantung, tidak pernah independen, masing-masing komponen
saling mengait dengan komponen yang lain.
Langkah-langkah dalam proses komunikasi sebagai
berikut :
1.
Langkah pertama,
ide/gagasan biasanya digunakan oleh komunikator
2.
Langkah kedua,
ide yang digunakan menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan
dapat dikirimkan.
3.
Langkah ketiga,
pesan telah di-encode selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai
karakteristik lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
4.
Langkah keempat,
penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan
maksud pesan tersebut.
5.
Langkah kelima,
apabila pesan tersebut telah berhasil didecoding, khalayak akan mengirim pesan
terhadap ke komunikator.
Dengan demikian sejak ide itu diciptakan
sampai dengan dipahaminya pesan komunikasi yang menimbulkan umpan balik
merupakan suatu proses komunikasi. Mengapa unsur tersebut? Harold D Laswell
memperkenalkan 5 formula komunikasi untuk terjadinya suatu proses komunikasi
yaitu :
·
Who ,siapa yang
megatakan.
·
Says what,
dengan menyatakan apa.
·
In which
channel, dengan saluran apa.
·
To whom,
ditujukan kepada siapa.
·
With what effek,
dengan pengaruh apa.
Maka terdapat komponen komunikasi agar dapat terjad
proses komunikasi yaitu:
·
Komunikator
·
Pesan
·
Media
·
Komunikan
·
Pengaruh
Dalam buku David K. Berlo The Process
Communication An Introduction To Theory and Practise (1960) mengatakan bahwa
melalui transmitting terjadi suatu proses komunikasi ykni pemindahan pesan
(verbal maupun nonverbal),model komunikasi transiksional ini menarik perhatian
para pakar , antara lain Alexis S. Tan (1981) yang menyatakan bahwa model ini
sangat kompleks karena menggangap komunikasi sebagai suatu sistem yang disusun
sebagai komponen (sumber, pesan dan saluran) dan tingkah laku. Beberapa
perubahan dalam suatu komponen akan mempengaruhi seluruh sistem, dalam model
transiksional bukan sekedar seseorang berbuat sesuatu kepada orang lain
melainkan perbedaan antara sumber dan penerima yang berubah-ubah dapat
mempengaruhi proses komunikasi, sebagai contoh pengaruh pemikiran kahlayak
terhadap program mempengaruhi programmer televisi dalam merancang acara
televisi.
Apa yang mempengaruhi proses komunikasi
? William G. Scott yang mengutip pendapat Babcock dalam Thoha(1977) mengatakan
bahwa ada 5 faktor yang mempengarui proses komunikasi.
1.
The act
(Perbuatan)
Perbuatan komunikasi mengingikan pemakain
lambang-lambang yang dapat dimengerti secara baik yang dilakukan oleh manusia
dan dinyatakan dengan bahasa dalam keadaan tertentu.
2.
The scene
(Adegan)
Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi
ini menekankan hubungan dengan lingkungan komunikasi, menjelaskan apa yang
dilakukan simbol apa yang digunakan, adegan ini adalah sesuatu itu dapat
dikomunikasikan.
3.
The agent
(Pelaku)
Individu-individu yang mengambil bagian dalam
hubungan komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi mengirim dan menerima
yang terlibat dalam hubungan komunikasi dalam peranannya sering kali saling
mengantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang.
4.
The agency
(Pernatara)
Alat-alat yang digunakan dalam komunikasi dapat
membangun terwujudnya perantara seperti komunikasi lisan, tatap muka, juga alat
komunikasi tertulis seperti surat perintah,memo, buletin, nota, surat tugas,
dsb.
5.
The purpose
(Tujuan)
Dalam Thoha ada 4 tujuan yaitu :
· Tujuan
fungsional adalah tujuan secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi/lembaga.
· Tujuan
manipulasi adalah tujuan untuk menggerakan orang-orang yang mau menerima
ide-ide yang disampaikan yang sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya.
·
Tujuan keindahan
adalah tujuan untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif digunakan
untuk seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan.
· Tujuan keyakinan
adalah tujuan yang bermaksud untuk menyakinkan atau mengembangkan keyakinan
orang-orang kepada lingkungan.
Disamping itu terdapat pula proses
komunikasi yang mendasar yakni penggunaan bersama atas pesan oleh komunikator
maupun komunikannya sehingga akan menjamin keberhasilan komunikasi, hal
tersebut makna dalam penggunaan lambang-lambang komunikasi.
Pada
umumnya sebuah komunikasi dikontrol oleh komunikator sepanjang dia mampu
berkomunikasi dan dapat tampil dengan baik, maka pesan atau informasi yang
disampaikan akan diterima dengan baik pula oleh komunikatornya,komunikator
sebagai sebagai sumber dengan mudah dapat mengontrol apa yang diucapkan atau
disampaikannya, tetapi komunikator tidak dapat mengontrol apa yang didengarkan
atau sedang dipikirkan oleh audiencenya. Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy
(1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses
komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan
makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi
adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan.
Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode)
pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti
komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran
komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini
berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan
komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian
(coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat
menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan
berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni
paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings)
yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of
experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang
pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan
berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama
dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu
sama lain. Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni
: Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta
asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih
mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si
B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal
tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi
tidak akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena
antara si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan,
pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan
berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif
sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang,
maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang
sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang
budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik
individual, sosial dan budaya dari komunikan.
2. Proses
komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan
komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif
jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan
media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).